Monday, October 30, 2017

              KEUNGGULAN BUDI DAYA PADI

                             SRI (System of Rice Intensification)

Inovasi metode SRI

SRI adalah teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktifitas padi dengan cara
mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara, terbukti telah berhasil meningkatkan produktifitas padi sebesar 50% , bahkan di beberapa tempat mencapai lebih dari 100%.
Metode ini pertama kali ditemukan secara tidak disengaja di Madagaskar antara tahun 1983 -84 oleh Fr. Henri de Laulanie, SJ, seorang Pastor Jesuit asal Prancis yang lebih dari 30 tahun hidup bersama petani-petani di sana. Oleh penemunya, metododologi ini selanjutnya dalam bahasa Prancis dinamakan Ie Systme de Riziculture Intensive disingkat SRI. Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification disingkat SRI.
    Tahun 1990 dibentuk Association Tefy Saina (ATS), sebuah LSM Malagasy untuk memperkenalkan SRI. Empat tahun kemudian, Cornell International Institution for Food, Agriculture and Development (CIIFAD), mulai bekerja sama dengan Tefy Saina untuk memperkenalkan SRI di sekitar Ranomafana National Park di Madagaskar Timur, didukung oleh US Agency for International Development. SRI  telah diuji di Cina, India, Indonesia, Filipina, Sri Langka, dan Bangladesh dengan hasil yang positif. SRI menjadi terkenal di dunia melalui upaya dari Norman Uphoff (Director CIIFAD). Pada tahun  1987, Uphoff mengadakan presentase SRI di Indonesia yang merupakan kesempatan pertama SRI dilaksanakan di luar Madagaskar Hasil metode SRI sangat memuaskan. Di Madagaskar, pada beberapa tanah tak subur yang produksi normalnya 2 ton/ha, petani yang menggunakan SRI memperoleh hasil panen lebih dari 8 ton/ha,    beberapa petani memperoleh 10 – 15 ton/ha, bahkan ada yang mencapai 20 ton/ha. Metode SRI minimal menghasilkan panen dua kali lipat dibandingkan metode yang biasa dipakai petani. Hanya saja diperlukan pikiran yang terbuka untuk menerima metode baru dan kemauan untuk bereksperimen. Dalam SRI tanaman diperlakukan sebagai organisme hidup sebagaimana mestinya, bukan  diperlakukan seperti mesin yang dapat dimanipulasi. Semua unsur potensi dalam tanaman padi  dikembangkan dengan cara memberikan kondisi yang sesuai dengan pertumbuhannya.  

Prinsip-prinsip budidaya padi organik metode SRI

    1. Tanaman bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah semai (hss) ketika bibit masih
        berdaun 2 helai
    2. Bibit ditanam satu pohon perlubang dengan jarak 30 x 30, 35 x 35 atau lebih jarang
    3. Pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus hati-hati agar akar
        tidak putus dan ditanam dangkal
   4. Pemberian air maksimal 2 cm (macak-macak) dan periode tertentu dikeringkan sampai pecah   (Irigasi berselang/terputus)
    5. Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari
    6. Sedapat mungkin menggunakan pupuk organik (kompos atau pupuk hijau)

Keunggulan metode SRI

  1. Tanaman hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen memberikan airmax 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan sampai  tanah         retak ( Irigasi terputus)
  2. Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg/ha. Tidak memerlukan biaya pencabutan bibit, tidak       memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang dll.
     3.    Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 - 12 hss, dan waktu panen akan lebih awal
     4.    Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton/ha
 5.    Ramah lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan mempergunakan     pupuk     organik (kompos, kandang dan Mikro-oragisme Lokal), begitu juga penggunaan       pestisida.

Teknik Budidaya Padi Organik metode SRI

    1. Persiapan benih
        Benih sebelum disemai diuji dalam larutan air garam. Larutan air garam yang cukup untuk
        menguji benih adalah larutan yang apabila dimasukkan telur, maka telur akan terapung.
        Benih yang baik untuk dijadikan benih adalah benih yang tenggelam dalam larutan tersebut.
        Kemudian benih telah diuji direndam dalam air biasa selama 24 jam kemudian ditiriskan
        dan diperam 2 hari, kemudian disemaikan pada media tanah dan pupuk organik (1:1) di
        dalam wadah segi empat ukuran 20 x 20 cm (pipiti). Selama 7 hari. Setelah umur 7-10 hari
        benih padi sudah siap ditanam

    2. Pengolahan tanah
        Pengolahan tanah Untuk Tanam padi metode SRI tidak berbeda dengan cara pengolahan
        tanah untuk tanam padi cara konvesional yaitu dilakukan untuk mendapatkan struktur tanah
        yang lebih baik bagi tanaman, terhidar dari gulma. Pengolahan dilakukan dua minggu
        sebelum tanam dengan menggunakan traktor tangan, sampai terbentuk struktur lumpur.
        Permukaan tanah diratakan untuk mempermudah mengontrol dan mengendalikan air.

   3. Perlakuan pemupukan
       Pemberian pupuk pada SRI diarahkan kepada perbaikan kesehatan tanah dan penambahan
       unsur hara yang berkurang setelah dilakukan pemanenan. Kebutuhan pupuk organik pertama
       setelah menggunakan sistem konvensional adalah 10 ton per hektar dan dapat diberikan
       sampai 2 musim taman. Setelah kelihatan kondisi tanah membaik maka pupuk organik bisa
       berkurang disesuaikan dengan kebutuhan. Pemberian pupuk organik dilakukan pada tahap
       pengolahan tanah kedua agar pupuk bisa menyatu dengan tanah.

  4.  Pemeliharaan
       Sistem tanam metode SRI tidak membutuhkan genangan air yang terus menerus, cukup
       dengan kondisi tanah yang basah. Penggenangan dilakukan hanya untuk mempermudah
       pemeliharan. Pada prakteknya pengelolaan air pada sistem padi organik dapat dilakukan
       sebagai berikut; pada umur 1-10 HST tanaman padi digenangi dengan ketinggian air ratarata
      1cm, kemudian pada umur 10 hari dilakukan penyiangan. Setelah dilakukan penyiangan
       tanaman tidak digenangi. Untuk perlakuan yang masih membutuhkan penyiangan
       berikutnya, maka dua hari menjelang penyiangan tanaman digenang. Pada saat tanaman
       berbunga, tanaman digenang dan setelah padi matang susu tanaman tidak digenangi kembali
       sampai panen.
       Untuk mencegah hama dan penyakit pada SRI tidak digunakan bahan kimia, tetapi
       dilakukan pencengahan dan apabila terjadi gangguan hama/penyakit digunakan pestisida
       nabati dan atau digunakan pengendalian secara fisik dan mekanik

Hasil panen pada metode SRI pada musim pertama tidak jauh berbeda dengan hasil sebelumnya
(metode konvensional) dan terus meningkat pada musim berikutnya sejalan dengan meningkatnya bahan organik dan kesehatan tanah. Beras organik yang dihasilkan dari sistem tanam di musim pertama memiliki harga yang sama dengan beras dari sistem tanam konvesional, harga ini didasarkan atas dugaan bahwa beras tersebut belum tergolong organik, karena pada lahan tersebut masih ada pupuk kimia yang tersisa dari musim tanam sebelumnya. Dan untuk musim berikutnya dengan menggunakan metode SRI secara berturut-turut, maka sampai musim ke 3 akan diperoleh beras organik dan akan memiki harga yang lebih tinggi dari beras padi dari sistem konvensional.


Manfaat Sistem SRI

   Secara umum manfaat dari budidaya metode SRI adalah sebagai berikut
1.      Hemat air (tidak digenang), Kebutuhan air hanya 20-30% dari kebutuhan air untuk cara
          konvensional
2.      memulihkan kesehatan dan kesuburan tanah, serta mewujudkan keseimbangan ekologi tanah
   3. Membentuk petani mandiri yang mampu meneliti dan menjadi ahli di lahannya sendiri. Tidak tergantung pada pupuk dan pertisida kimia buatan pabrik yang semakin mahal dan terkadang  langka
     4. membuka lapangan kerja dipedesaan, mengurangi pengangguran dan meningkatkan
         pendapatan keluarga petani
     5. menghasilkan produksi beras yang sehat rendemen tinggi, serta tidak mengandung residu
         kimia
     6. mewariskan tanah yang sehat untuk generasi mendatang

KESIMPULAN
     Metode SRI menguntungkan untuk petani, karena produksi meningkat sampai 10 ton/ha, selain itu     karena tidak mempergunakan pupuk dan pestisida kimia, tanah menjadi gembur, mikroorganisme     tanah meningkat jadi ramah lingkungan.
     Untuk mempercepat penyebaran metode SRI perlu dukungan dengan kebijakan pemerintah pusat     maupun daerah.
Selamat mencoba dan semoga SUKSES !!!!!
 

No comments: