Monday, October 30, 2017

              KEUNGGULAN BUDI DAYA PADI

                             SRI (System of Rice Intensification)

Inovasi metode SRI

SRI adalah teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktifitas padi dengan cara
mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara, terbukti telah berhasil meningkatkan produktifitas padi sebesar 50% , bahkan di beberapa tempat mencapai lebih dari 100%.
Metode ini pertama kali ditemukan secara tidak disengaja di Madagaskar antara tahun 1983 -84 oleh Fr. Henri de Laulanie, SJ, seorang Pastor Jesuit asal Prancis yang lebih dari 30 tahun hidup bersama petani-petani di sana. Oleh penemunya, metododologi ini selanjutnya dalam bahasa Prancis dinamakan Ie Systme de Riziculture Intensive disingkat SRI. Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification disingkat SRI.
    Tahun 1990 dibentuk Association Tefy Saina (ATS), sebuah LSM Malagasy untuk memperkenalkan SRI. Empat tahun kemudian, Cornell International Institution for Food, Agriculture and Development (CIIFAD), mulai bekerja sama dengan Tefy Saina untuk memperkenalkan SRI di sekitar Ranomafana National Park di Madagaskar Timur, didukung oleh US Agency for International Development. SRI  telah diuji di Cina, India, Indonesia, Filipina, Sri Langka, dan Bangladesh dengan hasil yang positif. SRI menjadi terkenal di dunia melalui upaya dari Norman Uphoff (Director CIIFAD). Pada tahun  1987, Uphoff mengadakan presentase SRI di Indonesia yang merupakan kesempatan pertama SRI dilaksanakan di luar Madagaskar Hasil metode SRI sangat memuaskan. Di Madagaskar, pada beberapa tanah tak subur yang produksi normalnya 2 ton/ha, petani yang menggunakan SRI memperoleh hasil panen lebih dari 8 ton/ha,    beberapa petani memperoleh 10 – 15 ton/ha, bahkan ada yang mencapai 20 ton/ha. Metode SRI minimal menghasilkan panen dua kali lipat dibandingkan metode yang biasa dipakai petani. Hanya saja diperlukan pikiran yang terbuka untuk menerima metode baru dan kemauan untuk bereksperimen. Dalam SRI tanaman diperlakukan sebagai organisme hidup sebagaimana mestinya, bukan  diperlakukan seperti mesin yang dapat dimanipulasi. Semua unsur potensi dalam tanaman padi  dikembangkan dengan cara memberikan kondisi yang sesuai dengan pertumbuhannya.  

Prinsip-prinsip budidaya padi organik metode SRI

    1. Tanaman bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah semai (hss) ketika bibit masih
        berdaun 2 helai
    2. Bibit ditanam satu pohon perlubang dengan jarak 30 x 30, 35 x 35 atau lebih jarang
    3. Pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus hati-hati agar akar
        tidak putus dan ditanam dangkal
   4. Pemberian air maksimal 2 cm (macak-macak) dan periode tertentu dikeringkan sampai pecah   (Irigasi berselang/terputus)
    5. Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari
    6. Sedapat mungkin menggunakan pupuk organik (kompos atau pupuk hijau)

Keunggulan metode SRI

  1. Tanaman hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen memberikan airmax 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan sampai  tanah         retak ( Irigasi terputus)
  2. Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg/ha. Tidak memerlukan biaya pencabutan bibit, tidak       memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang dll.
     3.    Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 - 12 hss, dan waktu panen akan lebih awal
     4.    Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton/ha
 5.    Ramah lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan mempergunakan     pupuk     organik (kompos, kandang dan Mikro-oragisme Lokal), begitu juga penggunaan       pestisida.

Teknik Budidaya Padi Organik metode SRI

    1. Persiapan benih
        Benih sebelum disemai diuji dalam larutan air garam. Larutan air garam yang cukup untuk
        menguji benih adalah larutan yang apabila dimasukkan telur, maka telur akan terapung.
        Benih yang baik untuk dijadikan benih adalah benih yang tenggelam dalam larutan tersebut.
        Kemudian benih telah diuji direndam dalam air biasa selama 24 jam kemudian ditiriskan
        dan diperam 2 hari, kemudian disemaikan pada media tanah dan pupuk organik (1:1) di
        dalam wadah segi empat ukuran 20 x 20 cm (pipiti). Selama 7 hari. Setelah umur 7-10 hari
        benih padi sudah siap ditanam

    2. Pengolahan tanah
        Pengolahan tanah Untuk Tanam padi metode SRI tidak berbeda dengan cara pengolahan
        tanah untuk tanam padi cara konvesional yaitu dilakukan untuk mendapatkan struktur tanah
        yang lebih baik bagi tanaman, terhidar dari gulma. Pengolahan dilakukan dua minggu
        sebelum tanam dengan menggunakan traktor tangan, sampai terbentuk struktur lumpur.
        Permukaan tanah diratakan untuk mempermudah mengontrol dan mengendalikan air.

   3. Perlakuan pemupukan
       Pemberian pupuk pada SRI diarahkan kepada perbaikan kesehatan tanah dan penambahan
       unsur hara yang berkurang setelah dilakukan pemanenan. Kebutuhan pupuk organik pertama
       setelah menggunakan sistem konvensional adalah 10 ton per hektar dan dapat diberikan
       sampai 2 musim taman. Setelah kelihatan kondisi tanah membaik maka pupuk organik bisa
       berkurang disesuaikan dengan kebutuhan. Pemberian pupuk organik dilakukan pada tahap
       pengolahan tanah kedua agar pupuk bisa menyatu dengan tanah.

  4.  Pemeliharaan
       Sistem tanam metode SRI tidak membutuhkan genangan air yang terus menerus, cukup
       dengan kondisi tanah yang basah. Penggenangan dilakukan hanya untuk mempermudah
       pemeliharan. Pada prakteknya pengelolaan air pada sistem padi organik dapat dilakukan
       sebagai berikut; pada umur 1-10 HST tanaman padi digenangi dengan ketinggian air ratarata
      1cm, kemudian pada umur 10 hari dilakukan penyiangan. Setelah dilakukan penyiangan
       tanaman tidak digenangi. Untuk perlakuan yang masih membutuhkan penyiangan
       berikutnya, maka dua hari menjelang penyiangan tanaman digenang. Pada saat tanaman
       berbunga, tanaman digenang dan setelah padi matang susu tanaman tidak digenangi kembali
       sampai panen.
       Untuk mencegah hama dan penyakit pada SRI tidak digunakan bahan kimia, tetapi
       dilakukan pencengahan dan apabila terjadi gangguan hama/penyakit digunakan pestisida
       nabati dan atau digunakan pengendalian secara fisik dan mekanik

Hasil panen pada metode SRI pada musim pertama tidak jauh berbeda dengan hasil sebelumnya
(metode konvensional) dan terus meningkat pada musim berikutnya sejalan dengan meningkatnya bahan organik dan kesehatan tanah. Beras organik yang dihasilkan dari sistem tanam di musim pertama memiliki harga yang sama dengan beras dari sistem tanam konvesional, harga ini didasarkan atas dugaan bahwa beras tersebut belum tergolong organik, karena pada lahan tersebut masih ada pupuk kimia yang tersisa dari musim tanam sebelumnya. Dan untuk musim berikutnya dengan menggunakan metode SRI secara berturut-turut, maka sampai musim ke 3 akan diperoleh beras organik dan akan memiki harga yang lebih tinggi dari beras padi dari sistem konvensional.


Manfaat Sistem SRI

   Secara umum manfaat dari budidaya metode SRI adalah sebagai berikut
1.      Hemat air (tidak digenang), Kebutuhan air hanya 20-30% dari kebutuhan air untuk cara
          konvensional
2.      memulihkan kesehatan dan kesuburan tanah, serta mewujudkan keseimbangan ekologi tanah
   3. Membentuk petani mandiri yang mampu meneliti dan menjadi ahli di lahannya sendiri. Tidak tergantung pada pupuk dan pertisida kimia buatan pabrik yang semakin mahal dan terkadang  langka
     4. membuka lapangan kerja dipedesaan, mengurangi pengangguran dan meningkatkan
         pendapatan keluarga petani
     5. menghasilkan produksi beras yang sehat rendemen tinggi, serta tidak mengandung residu
         kimia
     6. mewariskan tanah yang sehat untuk generasi mendatang

KESIMPULAN
     Metode SRI menguntungkan untuk petani, karena produksi meningkat sampai 10 ton/ha, selain itu     karena tidak mempergunakan pupuk dan pestisida kimia, tanah menjadi gembur, mikroorganisme     tanah meningkat jadi ramah lingkungan.
     Untuk mempercepat penyebaran metode SRI perlu dukungan dengan kebijakan pemerintah pusat     maupun daerah.
Selamat mencoba dan semoga SUKSES !!!!!
 
 CARA BUDI DAYA ANGGREK


Pembibitan Bunga Anggrek
1) Persyaratan Bibit
Bibit anggrek yang baik, sehat dan unggul mempunyai beberapa ciri, yaitu: bentuk
batang kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat dan indah.
2) Penyebaran Biji
Bibit anggrek berasal dari biji yang disemaikan. Adapun penyebaran biji anggrek
sebagai berikut:
a) Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji harus bersih.
b) Mensterilkan biji
Sebelum biji disebar harus disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit dilarutkan
dalam 100 cc air kemudian saring kertas filter, dimasukkan ke dalam botol. Biji
dimasukan dalam botol dan digojog 10 menit. (biji anggrek yang semula kuning
kecoklatan berubah warna menjadi kehijauan). Kemudian air dibuang dan
diganti dengan aquades, digojog berulang kali (2–3 kali).
c) Penyebaran biji anggrek
Botol-botol yang telah disterilkan dapat digunakan untuk menyebaran biji
anggrek. Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus
untuk menghilangkan kuman. Untuk memasukan biji anggrek ke dalam botol
digunakan pipet yang dibersihkan dulu dengan cara pemanasan di atas lampu
spritus sampai merah kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yang telah
terbuka kemudian diisi biji anggrek dan diratakan keseluruh permukaan alas
makanan yang telah disediakan. Sebelum botol ditutup kita panaskan lagi di
atas spritus kemudian ditutup kembali.
3) Teknik Penyemaian Benih
a) Memeriksaan dengan mikroskop, baik atau tidaknya biji anggrek, yang kosong
berwarna putih dan yang isi kuning coklat/warna lain.
b) Mempersiapkan botol yang bermulut lebar bersih dan tidak berwarna agar
dapat meneruskan cahaya matahari yang dibutuhkan dan mudah dilihat.
c) Tutup botol dari kapas digulung-gulung sampai keras, ujung diikat tali untuk
memudahkan dicopot kembali, atau kain sisa yang dipotong potong. Kerapatan
tutup botol menjaga agar bakteri/jamur tidak masuk sehingga tidak terinfeksi
atau terkontaminasi.
d) Mempersiapkan lemari kaca (ent-kas) yang bersih dari bakteri/jamur dengan
kain yang sudah dicelup formalin udara dalam lemari disterilkan dengan kapas
dipiring dituangi formalin supaya menguap mensterilkan kaca (ent-kas).
e) Pembuatan sterilsasi alas makanan dan untuk membuat alas makanan anggrek
biasanya dipakai resep Khudson C (NORTHEN) 12 yaitu:
1. Ca(NO3)2H2O : 1,00 gram
2. KH2PO4 : 0,25 gram
3. MgSO47H2O : 0,25 gram
4. (NH4)2SO4 : 0,25 gram
5. Saccharose : 20 gram
6. FeSO4 4H2O : 0,25 gram
7. MnSO4 : 0,0075 gram
8. Agar-agar : 15–17,5 gram
9. Aquadest : 1000 cc
Pembuatan alas makanan diperlukan pH 5,2, dipergunakan pH meter/kertas pH
tekstil/Indikator Paper.
Sterilisasi dengan cara dipanaskan dalam Autoclaf yang sampai 110 derajat C
selama setengah jam atau dengan dandang kemudian diletakan pada tempat
bersih, dengan posisi miring, sehingga makanan setinggi 1/2–2/3 tinggi botol
(dari alas sampai ke leher botol) dan didiamkan selama 5–7 jam untuk
mengetahui sterilisasi yang sempurna.
4) Pemindahan Bibit
Setelah tanaman di dalam botol berumur 9–12 bulan terlihat besar, tumbuh akar.
Dalam tingkat ini bibit sudah dapat dipindahkan kedalam pot penyemaian yang
berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yang berlubang.
Siapkan pecahan genting, dan akar pakis warna coklat, di potong dengan panjang
5–30 mm sehingga serabutnya terlepas satu sama lainnya. Sebelum dipakai
terlebih dulu dicuci bersih dan biarkan airnya hilang. Akar pakis setelah dicuci,
direndam dulu dalam alas makanan selama 24 jam yang berupa:
a) Urea atau ZA : 0,50 mg
b) DS, TS atau ES : 0,25 mg
c) Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg
d) Air : 1000 cc
Alaternatif lain sebagai alas makanan, dapat juga dipakai pupuk buatan campuran
unsur N, P, K perbandingan 60:30:10 atau dapat juga digunakan pupuk kandang
yang telah dicampur pakis dengan perbandingan pakis: pupuk kandang = 4:1.
Selain itu dapat digunakan kulit Pinus yang di potong kecil sebesar biji kacang
tanah, yang telah direndam dalam alas makanan seperti akar pakis selama 24
jam. Untuk isian pot ini dapat juga digunakan arang kayu bakar/serabut kelapa
yang dipotong-potong sebesar ibu jari.
Pot yang disiapkan diisi dengan pecahan genting 1/3 tinggi pot/layah, kemudian isi
remukan pakis tersebut setinggi 1 cm di bawah tepi pot/layah (tidak perlu
dipadatkan).
Pemindahan bibit ke dalam pot dilakukan dengan mengeluarkan tanaman di botol
dengan memasukkan air bersih ke dalam botol. Dengan kawat bersih berujung
seperti huruf U, tanaman dikeluarkan satu persatu (akar lebih dahulu). Setelah
keluar tanaman dicuci kaporit 1 % kemudian dengan air bersih. Seedlings
(semaian) ditanam dalam pot dengan rapat. Apabila di dalam botol sudah terjadi
kontaminasi jamur sebaik lebih dulu direndam di dalam antibiotic (penicillin,
streptomycin yang telah lewat expirydatenya) 10 menit baru ditanam.
5) Pemindahan dari Pot Penyemaian
Setelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi, maka tanaman dipindahkan
ke pot biasa yang berdiamater 4–6 cm, yang berisi potongan genting/batu bata merah, kemudian beri pakis/kulit pinus yang telah direndam dalam alas makanan
sampai 1 cm di bawah tepi pot.
Pengolahan Media Tanam Bunga Anggrek
Media tanam untuk tanaman anggrek tanah dibedakan:
a) Tanaman dalam pot (dengan diameter 7-30 cm tergantung dari jenis tanaman).
Apabila diameter pot dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah-tengah
pot, kemudian pot diisi pecahan genting. Anggrek di letakkan di tengah dan
akarnya disebar merata dalam pot, kemudian batang anggrek diikat pada tiang.
Pot diisi pupuk kandang yang telah dicampur sesuai dengan komposisi kira-kira
2/3 dari pot.
b) Media tanam dalam tanah dengan sistim bak-bak tanam.
Bak terbuat dari batu bata merah panjang 2 m lebar 40 cm dan tinggi bak 2 lapis
batu bata merah. Pembuatan bak ini di atas tanah untuk menghindari dari
kebecekan, di tanah kering digali sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata ukuran
40 cm x 2 m dan jarak antara pembantas dengan yang lain 3 cm. Tiang penahan
dibuat 4 buah yang ditancapkan ke dalam tanah dengan ketinggian masingmasing
1,5 m. Antara tiang satu dengan yang lain dihubungkan dengan kayu
sehingga keempat tiang tersebut merupakan suatu rangkaian.
Teknik Penanaman Bunga Anggrek
Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup tanaman anggrek,
yaitu:
1) Anggrek Ephytis adalah anggrek yang menupang pada batang/pohon lain tetapi
tidak merusak/merugikan yang ditumpangi atau ditempelin. Alat yang dipakai
untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari
makanan adalah akar udara.
2) Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada pohon/tanaman
lain yang tidak merusak yang ditempel, hanya akar lekatnya juga berfungsi seperti
akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk berkembang.
3) Anggrek tanah/anggrek Terrestris.
Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan dan penyulaman dilakukan pada tempat yang disesuaikan dengan
jenis anggrek, yang sifatnya epphytis atau anggrek tanah.
2) Penyiangan
Untuk tanaman anggrek pada penyiangan pada waktu pada kondisi di dalam botol
kemudian dipisahkan ke dalam pot-pot yang sudah disediakan sesuai jenis
anggrek.
3) Pemupukan
Unsur makro yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah besar yang meliputi: C, H,
O, N, S, P, K, Ca, Mg. Untuk unsur mikro yaitu unsur yang dibutuhkan dalam
jumlah yang sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst. Unsur makro
dan unsur mikro dapat diambil dari udara atau dari tanah, berupa gas atau air dan
garam-garam yang terlarut di dalamnya.
Pemupukan pada tanaman anggrek dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:
a) Pemupukan untuk bibit (seedlings) dengan N, P, K.
Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak dibutuhkan untuk
pembentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur N diambil dari
pupuk ZA/urea, untuk P dipakai pupuk ES; DS; TS, dan K dari Kalium Sulfat
(K2SO4).
Pupuk-pupuk buatan yang mengandung N, P, K:
1. Urea : 0,6 gram untuk 1 liter air
2. ES : 0,3 gram untuk 1 liter air
3. ZK : 0,1 gram untuk 1 liter air
b) Pemupukan untuk ukuran sedang (mid-size) dengan N, P, K.
Perbandingan N:P:K=3:3:3 yang sama banyak disini tidak memerlukan
tambahan pupuk, maka dapat dususun sendiri pupuk yang mengandung N, P,
K dengan cara misalnya :
1. Urea : 0,3 gram untuk 1 liter air
2. DS : 0,3 gram untuk 1 liter air
3. K2SO4 : 0,3 gram untuk 1 liter air
c) Pemupukan untuk ukuran berbunga (flowerings-size)
Tanaman yang sudah berbunga dipupuk dengan perbandingan N:P:K= 1:6:1.
Teknik pemberian pupuk buatan adalah:
a) Dalam bentuk padat/powder yang dilakukan dengan menaburkan secara hatihati,
jangan tersangkut pada daun/batangnya yang menyebabkan daun/batang
tadi dapat terbakar.
b) Disiramkan, yang mana anggrek dapat menyerap air dan garam-garam yang
terlarut di dalamnya. Cara ini banyak dilakukan dimana-mana.
c) Penyemprotan, cara ini sangat baik apabila terjadi pembusukan akar
didalamnya, maka akarnya ditutup plastik.
Pupuk kandang yang sering digunakan adalah kotoran kuda, sapi, kerbau,
kambing, ayam dan lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk kandang selain
mengandung bermacam-macam unsur yang dibutuhkan oleh tanaman juga
sangat membantu dalam penyimpanan air, apalagi pada musim kemarau.
Keburukan dari pupuk kandang ini adalah di dalam kotoran banyak bateri yang
mengandung jamur. Untuk itu dianjurkan disangan lebih dahulu untuk
menghilangkan jamur/bakteri di dalamnya. Pemupukan tanaman lebih baik
dilakukan pada waktu pagi-pagi atau pada sore hari sekitar pukul 5.00 sore. 4) Pengairan dan Penyiraman
Sumber air untuk penyiraman tanaman anggrek dapat berasal dari:
a) Air Ledeng, baik untuk menyiram karena jernih dan steril, tetapi pHnya tinggi
maka perlu diturunkan dengan menambah suatu asam misalnya HCl. PH yang
baik sekitar 5,6-6.
b) Air sumur, baik untuk menyiram karena banyak mengandung mineral dari
tanah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur harus
diperhatikan pHnya.
c) Air hujan, yang ditampung didalam tong-tong/bak sangat baik untuk
menyiraman.
d) Air kali/air selokan, tetapi kita tidak tahu pasti apakah air itu mengandung jamur,
bakteri/lumut yang bisa mengganggu anggrek/tidak. Kalau dilihat dari sudut isi
makanan mungkin cukup baik.
Hal perlu diperhatikan bagi Petani anggrek adalah mengetahui sifat-sifat dari isian
pot supaya bisa mengatur banyaknya air untuk menyiram. Adapun macam isian
pot dan sifat diuraikan sebagai berkut:
a) Pecahan genting/pecahan batu merah, yang mana mudah menguapkan air dan
sifat anggrek yang tidak begitu senang dengan air sehingga tidak mudah untuk
lumutan. Untuk pecahan genting lebih kecil daya serapnya lebih banyak dan
untuk siraman lebih sedikit.
b) Potongan sabut kelapa, pemakaian serabut kelapa lebih baik untuk digunakan
di daerah panas karena menyimpan air, tetapi kalau penggunaan di daerah
dingin tidak menguntungkan karena mudah busuk.
c) Remukan akar pakis yang hitam, keras dan baru tidak mudah untuk menyerap
air, setelah beberapa bulan banyak menyerap air. Akar pakis yang coklat dan
lunak lebih mudah menyerap dan menahan air.
d) Potongan kulit pakis, dimana media ini sukar sekali untuk penyerapan air,
mudah terjadi penguapan. Jika potongannya besar, penyerapan kecil dan jika
potongan kecil penyerapan air lebih banyak.
Bagi tanaman yang sudah besar pedoman penyiramannya 3-7 hari sekali musim
hujan dan 1-3 hari sekali pada musim hujan.
5) Waktu Penyemprotan Pestisida
Obat-obatan sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi hari, lebih baik pada sore
hari sekitar jam 5.00. Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat, dilakukan rutin
kurang lebih 3 bulan sekali. Penyemprotan bagi tanaman anggrek terserang hama
perlu dilakukan berulang-ulang 3 kali dengan jangka waktu tertentu (untuk kutu)
daun seminggu sekali. Adapun jenis insektisida dan dosis yang digunakan untuk
hama antara lain:
a) Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter air untuk ulat pemakan daun
b) Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air untuk ulat pemakan daun
c) Malathion dosis 3 gram/liter air untuk ulat, kumbang, kutu
d) Kelthane dosis 2 gram/liter air, untuk kutu
e) Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong dan
bekicot air
f) Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong
dan bekicot air
Untuk hama bekicot ada 2 cara pengendaliannya yaitu:
a) Menyebarkan obat sekitar pot anggrek dengan mencampur antara obat
Metadeks ke dedak halus di tambah air sedikit.
b) Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50% 25 EP dicampur dengan 1 liter air atau 6–8
cc Folediol E 605 kedalam air 10 liter. Kemudian pot tanaman anggrek
direndam dalam larutan tersebut selama beberapa waktu dan diulang satu
minggu sekali.