Saturday, November 22, 2014

Laporan OJL ProDEP AusAID BAB III

BAB III.
PELAKSANAAN RENCANA TINDAK KEPEMIMPINAN ( RTK )

A.      Pelaksanaan Rencana Tindak Kepemimpinan
Kegiatan Rencana Tindak Kepemimpinan mengambil judul Upaya Peningkatan Kompetensi Guru dalam Menggunakan Aplikasi Microsoft Excel dalam  Mengolah Nilai Pembelajaran Melalui IHT “ di SDN 2 Lembursawah Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi.
Latar belakang mengapa mengambil judul tersebut di atas adalah melihat hasil EDS yang paling rendah adalah pada Standar Proses yaitu dalam pengelolaan Penilaian Pembelajaran, terutama mengolah nilai sikap sesuai dengan penilaian Kurikulum 2013. Supaya memudahkan bagaimana mengolah nilai tersebut di atas maka penulis mengembangkan keterampilan pengolahan nilai angka dengan menggunakan Aplikasi Microsoft Excel.
Secara umum dilaksankan sebanyak dua siklus, masing-masing siklus meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, refleksi dan hasil. Adapun kegiatan tersebut ialah sebagai berikut
1.    Siklus Pertama
a.    Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada persiapan ini adalah :
1)     
49
Berkoordinasi dengan kepala sekolah dan teman sejawat yang akan membantu pelaksanaan pelatihan
2)     

Menyusun program perencanaan tindakan: kegiatan yang akan dilakukan, waktu kegiatan, personil yang terlibat, dan sejenisnya.
3)      Menjalin kerjasama dengan nara sumber.
4)      Membuat jadwal kegiatan.
5)      Menyiapkan instrument-intsrumen yang dibutuhkan (monev dan tes)
6)      Menggandakan materi dan panduan yang akan digunakan dalam IHT
Untuk mempermudah pengolahan nilai pembelajaran dengan menggunakan aplikasi Microsof Excel di SDN 2 Lembursawah maka penulis merencanakan kerjasama mengadakan kegiatan IHT (In House Training)
Rencana kegiatan ini kemudian kami ajukan kepada kepala sekolah untuk mendapatkan persetujuan. Setelah mendapat pesetujuan dari kepala sekolah, maka penulis menghubungi semua peserta melaui undangan untuk mengikuti IHT tentang kegunaan Aplikasi Microsof Excel dalam mengolah nilai pembelajaran di SDN 2 Lembursawah.
b.   Pelaksanaan
Berdasarkan diskusi dengan guru- guru SDN 2 Lembursawah, maka disepakati kegiatan IHT dilakukan pada hari Rabu dan Kamis tanggal 17 s.d.18 September2014 (20 JP). Kegiatan yang bertajuk pentingnya cara menggunakan Aplikasi Microsof Excel dalam mengolah nilai pembelajaran ini diikuti oleh semua guru SDN 2 Lembursawah


*      Narasumber/Fasilitator
Tabel 3.1
DAFTAR NAMA NARASUMBER/FASILITATOR/PANITIA
IHT Aplikasi Microsof Eksel
DI SDN 2 LEMBURSAWAH
Tanggal 17 – 18 September 2014
No
Nama
Jabatan
Ket.
1
Ade Roghes
Fasilitator

2
Redi Sunandar
Fasilitator

3
Cece Lukman
Panitia


*      Peserta
Tabel 3.2
Daftar Peserta

No
N a m a
Jabatan
Tandatangan
Ket.
1
Mulyana Sutarno,SPd
Kep.Sek


2
Uu Julaeha,SPd.I
Gr.Kls. I


3
Aam Aminah,SPd.SD
Gr.Kls.V


4
Eneng Nursilawati,SPd.I
Gr.PAI


5
Titih Hayat,SPd
Gr.Kls.IV


6
Cece Lukman,SPd
Gr.Kls.VI


7
Eha Julaeha,SPd
Gr.Kls.II


8
Eneng Nurmalia,SPd
Gr.Mulok


9
Lia Ayu Astuti,SPd.
Gr.Mulok


10













*      Struktur Program
v  Siklus I.
Struktur Program kegiatan IHT dalam siklus ke 1IHT Tahap 1 (2 hari = 20 jam @ 45 menit) sebagai berikut :
Tabel 3.3
Struktur Program
No
Materi
Alokasi Waktu
@45’
Narasumber/Fasilitator

A. Materi Umum


1.
Pembukaan dan Pengarahan
1
Kepala Sekolah
2.
Penutupan
1
Kepala Sekolah

B. Materi Pokok


3.
Pengertian Microsoft Excel
3
Fasilitator
4.
Kelebihan dan Kekurangan Microsoft Excel
4
Fasiltator
5.
Manfaat dari Microft Excel
4
Fasilitator
6.
Tampilan Menu Microsoft Excel
7
Fasilitator

Jumlah
20


Catatan:
·         Peserta dapat mengembangkan Materi Pokok sesuai kebutuhan.




*      Jadwal
Tabel 3.4
JADWAL
IHT Aplikasi MICROSOFT EXCEL TAHAP i
di SDN 2 LEMBURSAWAH
TANGGAL: 17 – 18 SEPTEMBER 2014

Jam
Kegiatan
Narasumber/ Fasilitator
Hari Pertama: Hari : Rabu tanggal 17 September 2014
07.30 – 09.00
·         Pembukaan
·         Pengarahan
Kepala Sekolah
09.00 – 10.00
Pengertian Microsoft Excel
Fasilitator
10.00 – 10.15
Istirahat

10.15-12.00
Lanjutan pembelajaran Pengertian Microsoft Excel
Fasilitator
12.00 – 13.00
I S O M A

13.00 – 16.00
Kelebihan dan Kekurangan Microsoft Excel
Fasilitator
16.00
Pulang

Hari Kedua: Hari Kamis, tanggal 18 September 2014
07.30 – 10.30
Manfaat dari Microft Excel
Fasilitator
10.30 – 10.45
Istirahat

10.45 – 12.15
Tampilan Menu Microsoft Excel
 (termasuk kerja mandiri)

12.15 – 13.15
Istirahat dan Makan siang

13.15 – 15.30
Lanjutan pembelajaranTampilan Menu Microsoft Excel
(termasuk kerja mandiri)

15.30 – 17.00
Presentasi hasil kerja mandiri

  16.15
Penutupan


c.    Monitoring dan Evaluasi
1)      Monitoring
Dalam proses kegiatan ini di sekolah sendiri dimonev dengan menggunakan angket yang diisi oleh responden kepala sekolah, pengawas, teman sejawat sebagai peserta, dan Peserta didik
Berdasarkan hasil monitoring tersebut adalah :
Dilakukan melalui mekasnisme tahapan persiapan, pelaksanaan, analisis dan tindak lanjut,enggunkan instrumen yang relevan dan Informasi diperoleh secara lisan atau berdasarkan bukti dan fakta,yang kemudian hasil monev diinfomasikan kepada cakep untuk memperoleh umpan balik.
Hasil dari pengukuran tersebut hasilnya adalah sebagai berikut,
Tabel 3.5
INSTRUMEN MONITORING PELAKSANAAN IHT
Hari          : Kamis
Tanggal    : 18 September 2014
NO.
ASPEK YANG DIUKUR
HASIL (PROSENTASE)
1.
Kegiatan terencana dan terorganisir.
80 %
2.
Isi program relevan dengan tujuan yang ingin dicapai
85 %
3.
Tempat Nyaman
90 %
4.
Kegiatan Pembelajaran dilaksanakan dengan tepat.
75 %
5.
Materi dan Bahan Ajar digunakan sesuai dengan isi program.
80 %
6.
Fasilator membantu peserta mencapai tujuan pembelajarannya dengan baik.
85 %
7.
Persepsi peserta terhadap pembelajaran  baik.
80 %
8.
Layanan administrasi kepada dilakukan dengan baik.
85     
2)      Evaluasi
Calon kepala sekolah melakukan evaluasi di awal dan di akhir pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui pencapaian indikator keberhasilan.
Tabel 3.6
INSTRUMRN EVALUASI PEMBELAJARAN
Hari          : Kamis
Tanggal    : 18 September 2014
NO.
ASPEK YANG DIUKUR
HASIL (PROSENTASE)
1.
Memahami Konsep/Teori Mc.Excel
70 %
2.
Trampil membuka aplikasi Mc. Excel
75 %
3.
Memahami Konsep/Teori Pengolahan Nilai
75 %
4.
Trampil membuat format menggunakan aplikasi Mc. Excel
70 %


d.   Refleksi
Refleksi dilaksanakan dari tahap perencanaan sampai dengan monev. Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah tekumpul.
Dari hasil monitoring dan evaluasi masih terdapat kelemahan atau kekurangan, untuk meningkatkan kekurangan tersebut maka akan dilaksanakan kegiatan pada siklus 2

2.    Pelaksanaan Siklus II
Memperhatikan hasil monitoring dan evaluasi serta hasil refleksi masih adanya kelemahan baik dilihat dari aktivitas pelaksanaan maupun dilihat dari penguasaan materi, maka dari itu perlu dianutkan pada sikus dua dengan rincian kerja sebagai berikut:
a.      Persiapan
Pada tahap kedua dilaksanakan dengan menggunakan langkah-langkah yang sama dengan tahap  perbaikan hasil kegiatan pada tahap pertama yang sudah pernah dilakukan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap kedua ini adalah : Mensosialisasikan hasil kegiatan pertama terhadap guru-guru yang kemudian pelaksanaannya sesuai kesepakatan yang telah ditentukan yaitu :
Pelaksanaan kegiatan tahap kedua adalah sebagai berikut :
Hari          : Selasa – Rabu
Tanggal    : 23 – 24 September 2014
Tempat     : SDN 2 LEMBURSAWAH
Mengabsen Guru yang akan mengikuti kegiatan (Daftar hadir terlampir), kemudian mempersiapkan materi dan struktur kegiatan. Pesertakegiatan adalah guru-guru SDN 2 Lembursawah. Narasumber/ Fasilitator adalah CAKEP sendiri dibantu oleh dua orang TPK.
b.      Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan kegiatan siklus II, CAKEP tetap sebagai fasilitator hanya yang lebih kreatif adalah pesertanya. Cakep hanya memberikan penjelasan ulang tentang cara menggunakan aplikasi Mc.Excel dalam pengolahan nilai yang terkait dengan siklus I yang hasilnya masih kurang maksimal. Dalam kegiatan ini peserta lebih ditekankan pada ketelitian dan keterampilan dalam menggunakan aplikasi Mc.Excel.

c.       Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dilakukan oleh Kepala Sekolah. Berdasarkan hasil monitoring  adalah :
Dilakukan melalui mekanisme tahapan persiapan, pelaksanaan, analisis dan Tindak lanjut, kemudian disampaikan dengan menggunakan materi dan instrument yang relevan serta Informasi diperoleh secara lisan atau berdasarkan bukti dan fakta untuk selanjutnya hasil monitoring diinformasikan kepada cakep untuk memperoleh umpan balik.
Hasil dari pengukuran tersebut hasilnya adalah sebagai berikut,
Tabel 3.7
INSTRUMEN MONITORING PELAKSANAAN IHT
Siklus 2
Hari          : RABU
Tanggal    : 24 September 2014
NO.
ASPEK YANG DIUKUR
HASIL %
(Siklus 1)
HASIL
%
(Siklus 2)
Perubahan Pencapaian
1.
Kegiatan terencana dan terorganisir.
80 %
90 %
10 %
2.
Isi program relevan dengan tujuan yang ingin dicapai
85 %
95 %
10 %
3
Tempat Nyaman
90 %
90 %
0
4
Kegiatan Pembelajaran dilaksanakan dengan tepat.
75 %
95 %
20 %
5
Materi dan Bahan Ajar digunakan sesuai dengan isi program.
80 %
95 %
15 %
6
Fasilator membantu peserta mencapai tujuan pembelajarannya dengan baik.

85 %

90 %

15 %
7
Persepsi peserta terhadap pembelajaran  baik.

80 %

90 %

10 %
8
Layanan administrasi kepada dilakukan dengan baik.

85 %

90 %

5 %

d.      Evaluasi
Calon kepala sekolah melakukan evaluasi di awal dan di akhir pelaksanaan pembelajaran untuk mengetahui pencapaian indikator keberhasilan.
Tabel 3.8
INSTRUMRN EVALUASI PEMBELAJARAN
Siklus 2
Hari          : RABU
Tanggal    : 24 September 2014
NO.
ASPEK YANG DIUKUR
HASIL (PROSENTASE)
Siklus I
Siklus II
Perubahan Pencapaian
1.
Memahami Konsep/Teori Mc.Excel
70 %
90 %
20 %
2.
Trampil membuka aplikasi Mc. Excel
75 %
95 %
20 %
3
Memahami Konsep/Teori Pengolahan Nilai
75 %
90 %
15 %
4
Trampil membuat format menggunakan aplikasi Mc.Excel
70 %
90 %
20 %
Rata-rata
72,5 %
91,25 %
18,75 %
  


e.       Hasil
Keberhasilan cakep dalam RTK, Setelah melalui dua tahap pelaksanaan IHT,  kompetensi guru dalam menggunakan aplikasi Microsoft excel meningkat secara signifikan, dari 45% guru tidak bisa  mengoperasikan sama sekali hanya tinggal 0%. Artinya dari semua peserta yang mengikuti pelatihan seluruhnya sudah mengetahui cara menggunakan aplikasi Microsoft excel.
f.       Refleksi
Dari pendekatan personal yang penulis lakukan secara umum dapat dinyatakan bawa dewan guru SDN 2 Lembursawah tidak terlalu mengalami kesulitan dalam memahami dan mempraktikan aplikasi Mc.Excel dalam pengolahan nilai pembelajaran. Sehingga ada perubahan/peningkatan pemahaman di siklus 2, hal ini dapat dimaklumi sebab sebagai seorang guru yang kualifikasi pendidikan S1 mereka rata-rata sudah memiliki dasar yang kuat dalam memahami materi IHT.
Kendala yang banyak muncul bahkan timbul dari beberapa orang guru yang masih memiliki kemampuan IT emergency, karena IHT dilaksanakan berbasis IT perlu bimbingan lebih detil dalam pembuatan format-format pengolahan nilai pembelajaran dengan menggunakan aplikasi Microsoft excel.
Membaca tabel 3.8 hasil monitoring dan evaluasi dan membandingkan hasil kegiatan siklus pertama dan siklus kedua, bahwa kegiatan RTK ini telah dapat meningkatkan kompetensi penyusun dalam hal kepemimpinan spiritual, kewirausahaan, dan kompetensi guru dalam meyusun penilaian ulangan harian dengan menggunakan alikasi Mc Eksel.
Pada akhirnya dengan kegiatan RTK telah dapat meningkatkan kompetensi calon kepala sekolah dalam hal kepemimpinan spiritual, pembelajaran, serta kewirausahaan.





B.     SUPERVISI GURU YUNIOR
1.      Kegiatan Siklus I
a.      Perencanaan
Kualitas satuan pendidikan tidak terpisahkan dari kualitas pembelajaran di kelasnya. Berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan tingkat satuan pendidikan dapat dianggap kurang berguna bilamana belum menyentuh perbaikan proses pembelajaran. Oleh karena itu dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan tingkat satuan pendidikan, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengembangkan berbagai program yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
Di antara keseluruhan komponen dalam pembelajaran guru merupakan komponen organik yang sangat menentukan. Apapun hasil yang telah dilakukan oleh pemerintah, namun yang pasti adalah peningkatan kualitas pembelajaran tidak mungkin ada tanpa kualitas kinerja guru. Peningkatan kualitas pembelajaran tidak mungkin ada tanpa peningkatan kualitas para gurunya.
Guru merupakan sumber daya manusia yang sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Guru merupakan unsur pendidikan yang sangat dekat hubungannya dengan peserta didik dalam sehari-hari di sekolah dan banyak menentukan keberhasilan anak didik dalam mencapai tujuan.
Pemberdayaan profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara  demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.
Salah satu program yang dapat diselenggarakan dalam rangka pemberdayaan guru adalah supervisi akademik. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan akademik. Dengan demikian, berarti, esensial supervisi akademik adalah membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Mengembangkan kemampuan dalam konteks ini janganlah ditafsirkan secara sempit, semata-mata ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada peningkatan komitmen atau kemauan dan motivasi guru, sebab dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru, kualitas akademik akan meningkat.
Tujuan dari supervisi akademik adalah mengembangkan kompetensi, mengembangkan kurikulum dan mengembangkan kelompok kerja guru dan membimbing PTK, dengan prinsip praktis, objektif, realistis, antisipatif,  konstruktif,  kooperatif,  kekeluargaan, demokratis, aktif, humanis, berkesinambungan, terpadu dan komprehensif.
b.      Pelaksanaan
Kegiatan supervisi akademik dalam pelaksanaannya dapat dilaksanakan dengan cara  Observasi dan kunjungan kelas.
Tahapan pelaksanaan supervisi terdiri dari tiga tahap, yaitu:
1)       Pra observasi.
Hal yang pertama dilakukan sebelum pelaksanaan observasi adalah melakukan konsultasi dengan kepala sekolah. Hal yang dikonsultasikan adalah mengenai teknik observasi, guru yang akan diobservasi, dan perangkat yang harus disiapkan dalam kegiatan observasi. Setelah itu, penyusun selaku observer, menyusun persiapan/ perencanaan, observer menyiapkan perangkat observasi/instrumen  yang  akan  digunakan  dalam  pelaksanaan  observasi  diantaranya:
b)      Instrumen observasi kelas
c)      Daftar pertanyaan setelah observasi
d)     Format tindak lanjut hasil observasi
Kemudian melakukan pertemuan dengan guru junior yang akan diobservasi, yaitu guru kelas 6 (Bapak Cece Lukman, S.Pd.) 
Pada pertemuan pertama observer meminta kesediaan guru junior untuk diobservasi dalam proses pembelajarannya. Setelah guru junior menyatakan bersedia, berikutnya disepakati penentuan waktu pelaksanaan observasi dan menginformasikan bahan-bahan yang perlu dipersiapkan oleh guru junior dalam pelaksanaan observasi diantaranya: silabus,  RPP,  bahan ajar,  alat peraga  atau  media dan penilaian yang akan digunakan. Pada pertemuan tersebut juga dimusyawarahkan tentang jadwal pelaksanaan observasi.
Berdasarkan kesepakatan, jadwal pelaksanaan observasi adalah sebagai berikut:
v  Bapak Cece Lukman, S.Pd.  (guru kelas 6) akan diobservasi pada:
·         Hari Senin,22 September 2014
Pada pertemuan tersebut  disepakati juga jadwal pertemuan berikutnya yang dilaksanakan sebelum kegiatan observasi yang bertujuan untuk mendiskusikan bahan-bahan yang telah dipersiapkan guru junior. Pada pertemuan ini observer memeriksa silabus, RPP, bahan ajar, alat peraga atau media dan penilaian yang telah disiapkan, kemudian mendiskusikan hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan-perbaikan. Observer dapat memberikan masukan yang sifatnya melengkapi jika terdapat kekurangan dari bahan-bahan tersebut.
Untuk menghindari kemungkinan munculnya kekakuan dan ketegangan guru junior pada pelaksanaan observasi nantinya, maka diinformasikan pula tujuan observasi yang akan dilakukan. Observasi guru junior adalah salah satu tugas peserta diklat calon kepala sekolah pada kegiatan On The Job Learning dan tidak ada hubungannya dengan penilaian kinerja guru di sekolah. Observasi ini juga dapat membantu guru junior memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajarannya.
2)       Observasi
Observasi 1 Bapak Cece Lukman, S.Pd.(Guru kelas 6).
Pada hari Senin, 22 September 2014, observer melakukan observasi terhadap guru junior yang bernama Bapak Cece Lukman, S.Pd. (Guru kelas 6). Sebelum melaksanakan observasi kelas, diadakan dahulu pertemuan  untuk melihat persiapan yang dilakukan oleh guru junior. Observer meminta Silabus dan RPP satu rangkap kemudian memberikan penilaian dengan mengisi instrumen perencanaan kegiatan pembelajaran, yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan kontrol pada pelaksanaan observasi kelas.
Setelah itu langsung melaksanakan observasi ke kelas 6. Pada saat diobservasi Bapak Bapak Cece Lukman, S.Pd. mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan Kompetensi Dasar 1.3 Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan.
Di kelas, observer melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran mulai dari kegiatan awal sampai pada kegiatan penutup.
Yang menjadi obyek pengamatan adalah aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Aktivitas guru dan siswa dicatat pada catatan kejadian dan mengisi instrumen observasi kelas yang telah dipersiapkan. Catatan kejadian dijadikan sebagai bahan diskusi sekaligus bahan evaluasi pada saat kegiatan refleksi pembelajaran. Untuk memperoleh bukti pelaksanaan pembelajaran tersebut observer mendokumentasikannya dalam bentuk photo.
Pada kegiatan awal, ketua kelas menyiapkan teman-temannya untuk belajar dan mengucapkan salam yang kemudian dibalas oleh guru dengan salam pula. selanjutnya guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan kelas. Kemudian  guru mengawali pembelajaran dengan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar. Guru kemudian memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar agar menjadi siswa yang senantiasa mencintai setiap mata pelajaran termasuk mata pelajaran IPA. Berikutnya guru melakukan apersepsi dan dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu (siswa dapat menyebutkan cara berkembangbiakan hewan).
Selanjutnya pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk menyebutkan cara pemkembangbiakan hewan. Kemudian guru menjelaskan cara berkembangbiak hewan, kemudian memberikan kesempatan kepada  siswa menanyakan hal-hal yang masih memerlukan penjelasan. Berikutnya, guru membagikan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). Dalam mengerjakan LKPD tersebut, peserta didik melakukan diskusi dengan teman sekelompoknya. Kemudian masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya secara tertulis. Kemudian guru membahas hasil diskusi peserta didik. Berikutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang mereka belum mengerti. Pada bagian penutup, guru meminta peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran. Beberapa peserta didik menyampaikan kesimpulan materi pembelajaran. Guru memberikan pujian kepada peserta didik yang telah dapat menyimpulkan materi pembelajaran. Kemudian guru mengulangi dan melengkapi kesimpulan materi pembelajaran. Berikutnya guru memberikan tugas sebagai bentuk penguatan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pesan terakhir dari guru adalah agar peserta didik mengerjakan tugasnya dan jika ada yang tidak dimengerti disarankan untuk bertanya kepada temannya. Kemudian pelajaran ditutup dengan membaca do’a.
       3).Pasca Observasi
Berikut ini adalah saran yang disampaikan pasca observasi oleh observer kepada guru junior yang diobservasi :
Setelah observasi kelas pertama kepada Bapak Cece Lukman, S.Pd. selesai, observer kembali melakukan pertemuan dengan guru yang diobservasi. Ini dilakukan untuk mendiskusikan tentang kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada pertemuan ini observer memberi masukan agar guru yang diobservasi menggunakan media pembelajaran untuk  mempermudah penyampaian materi dan memotivasi siswa agar lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.
 


 4). Tindak lanjut
Pada tahap tindak lanjut, supervisor memuji pembelajaran yang telah dilaksanakan guru junior. Berdasarkan hasil penelaahan kajian RPP, hasil observasi pembelajaran di kelas, dan diskusi tentang kelebihan dan kekurangan hasil supervisi, maka dicapai kesimpulan bahwa perlu adanya perbaikan-perbaikan dalam penampilan pembelajaran pada siklus kedua. Ada beberapa kelemahan yang perlu dilakukan perbaikan pada siklus kedua, yaitu :
Proses pembelajaran di kelas
a)      Pada media pembelajaran, belum sesuai apa yang tercantum di dalam RPP dan belum bervariasi.
b)      Guru membimbing peserta didik membuat rangkuman hasil pembelajaran, pada kenyataannya guru belum membimbing peserta didik untuk membuat rangkuman hasil pembelajaran dan guru tidak menyuruh kepada siswa untuk menyalin pada bukunya masing-masing.

Agar pada penampilan pada siklus kedua adanya perubahan yang signifikan, di waktu-waktu segang dilaksanakan bimbingan individu terhadap guru junior tentang penyusunan perangkat pembelajaran, persiapan bahan ajar, persiapan media dan sumber belajar serta instrument penilaian yang sesuai dengan kompetensi dasar (KD), indikator, dan bahan ajar. Bimbingan penyusunan perangkat pembelajaran terutama difokuskan pada hal-hal yang masih kurang. Dengan bimbingan ini diharapkan adanya perubahan dan dapat meningkatkan kompetensi guru junior dalam hal pembelajaran.

d.Hasil

1)      Hasil Kuantitatif
Tabel 3.9
Hasil Penampilan Supervisi Akademik Guru Junior Siklus Pertama
Nama Guru Junior : Cece Lukman, S.Pd.
Guru Kelas : VI
Aspek yang Diamati
Siklus I
Siklus I
Perubahan
Kuantitatif
Kualitatif
Kuantitatif
Kualitatif
 RPP
79,55 %
Baik
-
-
-
Observasi
81,94 %
Baik
-
-
-

2)      Refleksi
Penampilan guru junior pada penyusunan perangkat pembelajaran sudah baik mencapai 79,55 % namun ada beberapa kelemahan dalam penyusunan RPP yaitu :
a)      Pada tujuan pembelajaran, rumusan tujuan belum memenuhi kriteria ABCDE (audien, behavior, kondisi, degree, dan enviroment).
b)      Materi/bahan ajar, belum menunjukkan kesesuaian dengan kompetensi dasar (KD) dan indicator.

 Penampilan guru junior berdasarkan hasil observasi pembelajaran di kelas juga sudah baik mencapai 81,94%. Seperti pada penyusunan perangkat pembelajaran, pada pelaksanaan pembelajaran juga ada beberapa kelmahan, seperti :
a)      Pada media  pembelajaran, belum sesuai apa yang tercantum di dalam RPP dan belum bervariasi.
b)      Guru membimbing peserta didik membuat rangkuman hasil pembelajaran, pada kenyataannya guru belum membimbing peserta didik untuk membuat rangkuman hasil pembelajaran dan guru tidak menyuruh kepada siswa untuk menyalin pada bukunya masing-masing.

e.Program Tindak Lanjut
Tabel 3.10
Instrument Tindak Lanjut
Hasil Supervisi Akademik Siklus Kesatu
No.
Nama Guru
Mata Pelajaran
Kelas
Hasil Skor Kuanti
tatif
Catatan Khusus Kualitatif
Tindak Lanjut
Realisasi Tindak Lanjut
1.
Cece Lukkman,SPd
IPA
VI
80,74 %.
Perbaikan pada media pembelajaran/
Bimbingan individual
Melakukan supervise academia guru junior pada siklus kedua

Berdasarkan hasil penampilan guru junior yang dipaparkan di atas maka dipandang perlu dilakukan penampilan siklus kedua pada hari Senin tanggal 29 September 2014 untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi pada penampilan siklus pertama dan hal-hal yang sudah baik dilaksanakan tetap ditingkatkan kembali pada penampilan siklus kedua. Agar pada siklus kedua adanya peningkatan, penyusun terlebih dahulu melakukan bimbingan individual terhadap guru junior tentang penyusunan perangkat pembelajaran.

2.      Kegiatan Siklus II
a.      Perencanaan
Seperti biasa, observasi diawali dengan pertemuan antara observer dan guru junior. Dalam pertemuan ini  dilakukan wawancara seputar persiapan guru junior untuk melaksanakan proses pembelajaran. Di sini guru junior memberikan silabus dan RPP untuk dikaji dan dinilai sesuai instrumen yang telah disiapkan oleh observer.
Setelah tiba saatnya  jam pelajaran IPA di kelas 6, observer melaksanakan kunjungan kelas dan mengamati kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir.
Dengan gayanya yang khas dan diselingi canda, Bapak Cece Lukman, S.Pd. membagikan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). Dalam mengerjakan LKPD tersebut, peserta didik melakukan diskusi dengan teman sekelompoknya. Kemudian masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya secara tertulis. Kemudian guru membahas hasil diskusi peserta didik. Berikutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang mereka belum mengerti. 
b.      Pelaksanaan Observasi
1)      Pra observasi
Pada kegiatan pra-observasi, hari Sabtu tanggal 27 September 2014 penyusun menemui kembali guru junior Cece Lukman, S.Pd. (guru kelas VI) untuk mengkaji dan menelaah penyusunan RPP hasil perbaikan sesuai kekurangan pada siklus pertama terutama pada tujuan pembelajaran dan media pembelajaran yang digunakan apakah sudah bervariasi, menanyakan kesiapan media dan sumber belajar yang akan ditampilkan pada kegiatan pembelajaran siklus kedua, juga pengaturan tempat duduk peserta didik.

2)      Observasi
Bapak Cece Lukman, S.Pd.(Guru kelas 6) diobservasi yang kedua kalinya pada hari Senin  tanggal 29 September 2014 pada mata pelajaran IPA, Kompetensi Dasar 1.3. Perkembangan Hewan dan Tumbuhan di kelas 6.
Pada kegiatan awal, ketua kelas menyiapkan teman-temannya untuk belajar dan mengucapkan salam yang kemudian dibalas oleh guru dengan salam pula. selanjutnya guru memeriksa kehadiran siswa, kebersihan dan kerapihan kelas. Kemudian  guru mengawali pembelajaran dengan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar. Guru kemudian memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih giat belajar agar menjadi siswa yang senantiasa mencintai setiap mata pelajaran termasuk mata pelajaran IPA. Berikutnya guru melakukan apersepsi dan dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu (siswa dapat menyebutkan cara berkembangbiakan hewan).
Selanjutnya pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk menyebutkan cara pemkembangbiakan hewan. Kemudian guru menjelaskan cara berkembangbiak hewan, kemudian memberikan kesempatan kepada  siswa menanyakan hal-hal yang masih memerlukan penjelasan. Berikutnya, guru membagikan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). Dalam mengerjakan LKPD tersebut, peserta didik melakukan diskusi dengan teman sekelompoknya. Kemudian masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya secara tertulis. Kemudian guru membahas hasil diskusi peserta didik. Berikutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang mereka belum mengerti. Pada bagian penutup, guru meminta peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran. Beberapa peserta didik menyampaikan kesimpulan materi pembelajaran. Guru memberikan pujian kepada peserta didik yang telah dapat menyimpulkan materi pembelajaran. Kemudian guru mengulangi dan melengkapi kesimpulan materi pembelajaran. Berikutnya guru memberikan tugas sebagai bentuk penguatan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pesan terakhir dari guru adalah agar peserta didik mengerjakan tugasnya dan jika ada yang tidak dimengerti disarankan untuk bertanya kepada temannya. Kemudian pelajaran ditutup dengan membaca do’a.
3)      Pasca Observasi
Setelah selesai kegiatan observasi di kelas dan beristirahat sejenak, penyusun sebagai observer mengadakan refleksi tentang hasil pengkajian dan penelaahan RPP yang disusun oleh guru junior serta hasil observasi yang baru saja dilakukan. Penyusun menanyakan kembali kepada guru junior sesuai yang ditanyakan pada penampilan pada siklus pertama. Observer dan guru junior berdiskusi materi pertanyaan yang menyangkut tentang perasaan guru junior setelah selesai melaksanakan pembelajaran, kesulitan apa saja yang dihadapi guru junior atau siswa saat melaksanakan pembelajaran, dan alternatif solusi untuk kesulitan tersebut.

c.Tindak Lanjut
Pada tahap tindak lanjut, supervisor memuji pembelajaran yang telah dilaksanakan guru junior. Berdasarkan hasil penilaian supervisi akademik yang dilakukan penyusun terhadap guru junior, mulai penilaian penyusunan RPP yang disusun oleh guru junior dan dilanjutkan dengan penilaian hasil observasi pembelajaran guru junior di kelas.



d.Hasil
1) Hasil Kwantitatip
Tabel 3.11

Data Nilai Bapak Cece Lukman, S.Pd Siklus I
 No
ASPEK YANG DIUKUR
SIKLUS 1
SIKLUS II
RATA-RATA
PERUBAHAN PENCAPAIAN
1
RPP
79,55 %
88,64%
80,09 %
9,09 %
2
OBSERVASI
81,94%
91,67%
86,8 %
9,73 %

2).Refleksi
Kemampuannya dalam menyusun rencana pembelajaran lebih baik dari pada kemampuannya dalam melaksanakan pembelajaran. Ia belum dapat menyajikan pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran. Namun demikian hasil observasi menunjukkan bahwa ada peningkatan nilai 9,41%  dari observasi pertama ke observasi kedua.
e.Program Tindak Lanjut
Tabel 3.12
Instrument Tindak Lanjut
Hasil Supervisi Akademik Siklus Kedua
No.
Nama Guru
Mata Pelajaran
Kelas
Hasil Skor Kuanti
tatif
Catatan Khusus Kualitatif
Tindak Lanjut
Realisasi Tindak Lanjut
1.
Cece Lukman
IPA
VI
90,15 %.
Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus pertama sudah diperbaiki dan terlaksana dengan baik.
Guru Junior tetap harus meningkatkan kinerja sebagai guru yang profesional.
Pada kegiatan-kegiatan selanjut nya di sekolah.

Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa Bapak Cece Lukman, S.Pd. pada observasi pertama mendapat nilai dengan katagori baik dan pada obs Namun demikian, guru harus tetap konsisten dalam melaksanakan tugas profesinya.
Setelah penyusun melakukan serangkaian kegiatan supervisi akademik terhadap guru junior melalui siklus kesatu dan siklus kedua, benar bahwa kegiatan ini telah dapat memberikan pengalaman langsung kepada penyusun sebagai calon kepala sekolah dalam hal kompetensi supervisi akademik, mulai dari penyusunan perencanaan, melaksanakan, dan mengevaluasi program supervisi akademik. Pada akhirnya kegiatan supervisi akademik guru junior ini, telah dapat meningkatkan kompetensi supervisi akademik penyusun sebagai calon kepala sekolah dan dapat dijadikan tindak lanjut dalam penyusunan program supervisi akademik selanjutnya.



2)      PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
1.      Rencana Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran terdiri dari silabus, RPP, bahan ajar, dan instrumen evaluasi sesuai dengan permen diknas no 41 tahun 2007 tentang standar proses.
Visi Pendidikan Nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan jaman yang selalu berubah.
Salah satu prinsip yang dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didikdengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efesien.
2.      Prinsip-prinsip penyusunan RPP
Dalam penyusunan RPP yang tidak boleh terklupakan adalah prinsip-prinsipnya sebagai berikut :
a.       Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
b.      Mendorong partisipasi aktif peserta didik
c.       Mengembangkan budaya membaca dan menulis
d.      Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
e.       Terkaitan dan keterpaduan
f.       Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
3.      Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
a.       Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan guru:
1)      Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran
2)      Mengajukan pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
3)      Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
4)      Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
b.      Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti dilakukan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpasrtisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian, sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dalam kegiatan ini menggunakan metode yang meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c.       Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
1)      Bersama-sama dengan peserta didik atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
2)      Melakukan penilaian (refleksi) terhadap kegiatan yang sudah dilaksakan secara konsisten dan terprogram.
3)      Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
4)      Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling/ memberikan tugas baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
5)      Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.



4.      Penilaian hasil pembelajaran
Penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajara. Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya, berupa tugas, proyek atau produk, portofolio dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan .








BAHAN AJAR
Kelas                           :  5
Tema                          :  Kerukunan dalam Bermasyarakat
Sub Tema                   : Bentuk-bentuk Kerukunan









Instrumen Penilaian
Kelas                           :  5
Tema                          :  Kerukunan dalam Bermasyarakat
Sub Tema                   : Bentuk-bentuk Kerukunan

a.      Penilaian Sikap
NO
NAMA SISWA
ASPEK YANG DINILAI
Kemandirian
Kerjasama
Tanggung Jawab
Percaya diri
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Siti
2
Imas
3
Ahmad

c.       Penilaian Pengetahuan
Tes Tertulis :
Siswa SDN 2 Lembursawah selalu hidup rukun. Suatu hari mereka bekerja sama membersihkan sampah. Di halaman sekolah terdapat 36 siswa. Perbandingan banyak siswa laki-laki dan perempuan adalah       5 : 4.
-          Berapa banyak siswa perempuan?
-          Berapa banyak siswa laki-laki ?

Format Penilaian......

No
Nama
Nilai
1
Siti
2
Imas
3
Ahmad
a. Mahir
b. Menguasai
c.  Pintar
d. Sangat pintar

1)      Penilaian Sikap (menghargai, teliti)

No
Nama Siswa
Teliti*)
Bertanggung jawab*)
Ket
a
b
c
d
a
b
c
d
1
Ahmad
2
Lia kurniasih
3
Laela sari
4
Udun

Catatan *) :

a = belum terlihat
b = mulai terlihat
c = mulai berkembang
d = membudaya
Setelah penyusun melaksanakan kegiatan Penyusunana Perangkat Pembelajaran,penyusun telah dapat meningkat dalam halkompetensi paedagogik.

D.KAJIAN 9 ASPEK MANAGERIAL
Sekolah Sendiri
a.       Kajian RKS SDN 2 LEMBURSAWAH
Sebagai manajer, kepala sekolah diharapkan mau dan mampu mendayagunakan sumber daya sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi, dan mencapai tujuan yang ditetapkan. Kepala sekolah tentu tidak sanggup menyusun rencana program kegiatan sekolah yang baik hanya seorang diri. Untuk itu, dalam penyusunan rencana kerja sekolah, kepala sekolah harus mendorong keterlibatan seluruh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Keterlibatan secara langsung, dapat dikatakan mereka masuk ke dalam anggota tim penyusun rencana kerja sekolah.
EDS belum disusun secara maksimal dan belum rutin setiap tahun. Penyusunannya belum melibatkan Tim Pengembang Sekolah dan baru dibuat satu kali pada saat akan dilaksanakan Akreditasi. EDS belum disusun secara maksimal. Penyusunannya belum melibatkan Tim Pengembang Sekolah dan belum dilaksanakan setiap tahun. Oleh karena itu sekolah diharapkan menyusun EDS setiap satu tahun. Hal ini bertujuan agar sekolah mengetahui kelebihan dan kekurangan sekolah, serta mengetahui keberhasilan dan ketidak berhasilan sekolah dalam menggarap RKS  selama satu tahun, sehingga dapat menentukan Rencana Kerja Sekolah pada tahun berikutnya.
EDS belum dijadikan sebagai bahan acuan untuk menyusun Rencana Kerja Sekolah/RKS (RKJM, RKT, RKAS), karena EDS belum dibuat setiap tahun. Meskipun EDS belum dijadikan sebagai bahan acuan, namun Rencana Kerja Sekolah/RKS tetap disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah pada  saat itu. Dengan demikian, RKS akan lebih tepat sasaran apabila mengacu pada EDS, karena akan lebih mudah dalam mengevaluasinya dan akan  lebih jelas membaca perkembangannya dari tahun ke tahun.
Penyusunan RKJM, RKS, dan RKAS dilakukan oleh Kepala Sekolah, Guru, Komite Sekolah, dan tokoh masyarakat yang peduli pendidikan melalui musyawarah. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan 8 Standar Nasional Pendidikan. Pada akhirnya sekolah menyusun skala prioritas program sekolah. Menuangkan program yang akan dilaksanakan ke dalam Rencana Kerja Jangka Menengah (RKJM) untuk 4 tahun ke depan. Semua rencana pengembangan sekolah harus disesuaikan  dengan visi, misi dan tujuan sekolah, serta sumber daya dan sumber dana yang dimiliki.
Dokumen kelengkapan RKS yang ada antara lain EDS, RKJM, RKT dan RKAS. RKAS disusun belum berdasarkan rekomendasi pada instrument EDS, sehingga belum sepenuhnya disusun untuk perbaikan/ peningkatan indikator pada 8 SNP. RKS dituangkan dalam RKJM, RKT, dan RKAS yang dilakukan dengan pemilihan rencana prioritas disesuaikan dengan visi, misi, tujuan sekolah, SDM, dan waktu, serta dana untuk mewujudkannya.
Sekolah  melakukan evaluasi diri pelaksanaan RKS setiap akhir tahun tetapi hasil Evaluasi Diri Sekolah belum dimuat dalam instrument EDS.  Sekolah baru menyiapkan Instrumen EDS yang terdiri dari 8 SNP yang dijabarkan dalam 26 komponen dan 60 indikator. Untuk pelaporan, sekolah menyusun rekomendasi dalam Instrumen EDS tentang keberhasilan/ketidakberhasilan RKS,  sehingga penyusunan RKS tahun berikutnya belum disusun berdasarkan EDS. Oleh karena itu sekolah sebaiknya melaksanakan EDS secara rinci per indikator setiap tahun, agar mempermudah dalam penyusunan RKS tahun berikutnya dan dapat melihat perkembangan sekolah dari tahun ke tahun.

b.      KajianPengelolaan Keuangan Sekolah
Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien.
Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan.
Sekolah sudah memiliki Program Perencanaan Pengelolaan Keuangan Sekolah sesuai standart keuangan di SNP.
Sumber Keuangan Sekolah terdiri dari :
1)      Dana BOS Pusat sebesar Rp 580.000/ siswa/ tahun
Berdasarkan Buku Panduan BOS tahun 2014, dana BOS dapat digunakan untuk membiayai Pengembangan Perpustakaan, Kegiatan dalam rangka penerimaan peserta didik baru, Kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler peserta didik,  Kegiatan Ulangan dan Ujian, Pembelian bahan habis pakai, Pembiayaan langganan daya  dan jasa, Pembiayaan perawatan sekolah, Pembiayaan honorarium  bulanan  guru  dan tenaga kependidikan  honorer, Membantu peserta didik miskin, Pembiayaan pengelolaan BOS, Pembelian dan perawatan perangkat komputer, dan Biaya lainnya jika seluruh komponen 1 s.d 12 telah terpenuhi pendanaannya dari BOS. Pembelian Laptop tidak tercantum dalam buku Panduan BOS, padahal Laptop sangat dibutuhkan, oleh karena itu perlu mengupayakan pembelian laptop.
2).Dana  BOS Propinsi dialokasikan untuk kebutuhan sekolah yang tidak dapat dipenuhi dari dana BOS Pusat.
Rencana pengelolaan keuangan disusun dalam RKAS, berdasarkan RKS/ RKJM dan disusun oleh Kepala Sekolah dan seluruh guru serta melibatkan Komite Sekolah. RKAS disosialisasikan kepada semua warga sekolah dan  disahkan oleh Kepala Sekolah dan Bendahara.  Program pengelolaan keuangan dilakukan dengan transparan. Dokumen Keuangan(Pembukuan dan dokumen lain yg sesuai / relevan)
Dokumen Keuangan  Sekolah meliputi : RKS, RKAS, Bukti fisik pengeluaran: Nota, kwitansi, faktur, Buku kas umum dan  buku pembantu kas, Buku pembantu bank, Buku pembantu pajak, dan Laporan keuangan setiap triwulan.
Setiap transaksi keuangan baik penerimaan maupun pengeluaran disertai dengan bukti yang sah, ditandatangani oleh Bendahara dan disetujui oleh Kepala Sekolah dan dicatat dalam Buku Pembantu Kas Tunai dan Buku Kas Umum. Buku Kas ditutup setiap akhir bulan dengan ditandatangani oleh Bendahara dan disetujui oleh Kepala Sekolah. Laporan Keuangan ditutup setiap 3 bulan sekali dengan menyertakan buku kas umum, buku pembantu kas, buku pembantu pajak, buku pembantu bank, dan semua bukti pengeluaran (Nota, kwitansi, faktur). Pertanggungjawaban dana diserahkan kepada pejabat yang berwenang. Dana dari pemerinta dipertanggungjawabkan kepada Pemerintah .Sekolah tidak memiliki dana mandiri dan swadaya masyarakat.
Evaluasi penggunaan keuangan dilakukan dengan cara mencocokkan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) dengan penggunaan anggaran sebenarnya yang dicatat dalam Buku Kas dan dibuktikan dengan nota, faktur, dan kwitansi. Menyusun laporan hasil monev pengelolaan keuangan untuk bahan pertimbangan dan  kajian dalam menyusun RKAS pada tahun berikutnya, menyusun  laporan  keuangan per kegiatan oleh bendahara BOS dan  menyusun laporan keuangan setiap bulan secara rutin, ditandatangan oleh Bendahara dan Kepala Sekolah.
Dalam  penggunaan keuangan sekolah yang belum relevan dengan perencanaan, sehbingga sekolah perlu mengupayakan penggunaan keuangan disesuaikan dengan RKAS.
c.       Kajian Pengelolaan PTK
Pendidik dan tenaga kependidikan yang dapat melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing secara baik sangat terkait dengan kompetensi yang mereka miliki.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (permendiknas) yang mengatur tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah nomor 12 tahun 2007 tentang standar pengawas sekolah, nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah, nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, nomor 24 tahun 2008 tentang standar tenaga administrasi sekolah, nomor 25 tahun 2008 tentang tenaga perpustakaan, nomor 26 tahun 2008 tentang standar tenaga laboratorium sekolah dan nomor 27 tahun 2008 tentang standar kualifikasi dan kompetensi konselor.
Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami dan menguasai untuk mengelola pendidik dan tenaga kependidikan sekolah. Mengkaji pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah tempat magang pada kegiatan on the job learning (OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah mengembangkan dimensi kompetensi manajerial khususnya kompetensi mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
Sekolah menyusun perencanaan tentang kebutuhan tenaga Pendidik dan Tenagakependidikan.
Sesuai dengan Permendiknas No.13 Th 2007 di SDN 2 Lembursawah Kepala Sekolah memenuhi kriteria, yaitu memiliki kualifikasi akademik S1 dari perguruan tinggi terakreditasi, memiliki pangkat pembina dengan golongan IV/a, memiliki SK sebagai guru SD, memiliki sertifikat pendidik sebagai guru SD, memiliki SK sebagai  kepala sekolah, memiliki pengalaman mengajar sekurang- kurangnya 5 tahun di SD, memiliki kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan social, tetapi tidak memilki sertifikat sebagai kepala Sekolah.
Di SDN 2 Lembursawah guru memiliki kualifikasi akademik S1 dari perguruan tinggi terakreditasi. Mengajar sesuai latar belakang pendidikannya dengan rentetan kegiatan yaitu merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran (Kompetensi pedagogik), memiliki kompetensi kepribadian yang baik, kompetensi sosial (mampu berkomunikasi secara efektif dan santun sesama guru, tenaga administrasi dan orang  tua siswa) dan kompetensi professional  (penguasaan materi pelajaran). Guru Kelas I s/d VI memiliki beban mengajar 24 jam pelajaran  per minggu.
Kepala Sekolah telah mengangkat tenaga honorer sebagai operator sekolah,sehingga dalam pembuatan administrasi dilaksanakan oleh tenaga operator walaupun tidak sepenuhnya.
Sekolah tidak memiliki tenaga perpustakaan sehingga guru merangkap sebagai tenaga perpustakaan,sehingga mengusulkan kepada kepala sekolah agar mengangkat tenaga honorer  perpustakaan.
Pendidik yang ada di SDN 2 Lembursawah adalah sudah memenuhi ketentuan dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Pelaksana urusan administrasi umum sudah ada  operator. Penjaga sekolah merangkap sebagai petugas layanan khusus.
Kepala Sekolah memiliki kompetensi kepribadian, kewirausahaan, supervisi, sosial dan manajerial sedang guru memiliki kompetensi: pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial.
Sekolah menyusun Orientasi Tugas Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan Tata Kerja PTK.
Administrasi PTK cukup lengkap antara lain Buku Pokok Guru, DUK, DP3, Data Pribadi, Daftar usulan kenaikan pangkat, Absensi, Program masing –masing bidang dan Administrasi terkait tugasnya masing masing.
Penilaian/Evaluasi Kinerja PTK dilakukan dengan cara menyusun program, jadwal instrument penilaian, dan melaksanakan serta menyusun hasil kegiatan Evaluasi kinerja PTK.
Sekolah menyusun rencana dan melaksanakan Pembinaan PTK. Sekolah juga merencanakan dan melaksanakan Pengembangan PTK. Tetapi belum dilaksanakan secara kontinue. Sekolah menyusun dan menerapkan Tata Tertib dan Kode Etik Guru serta sekolah membuat pelaporan PTK setiap bulan.
d.      Kajian Pengelolaan Ketatausahaan Sekolah
Permendiknas tersebut ditetapkan bahwa Tenaga Administrasi Sekolah perlu memiliki 4 kompetensi, yaitu: (1) Kompetensi Kepribadian, (2) Kompetensi Sosial, (3) Kompetensi Teknis Administrasi Sekolah, dan (4) Kompetensi Manajerial Ketatausahaan Sekolah. Guna menjamin terselenggaranya administrasi sekolah yang baik Kepala Sekolah harus melakukan pembinaan berkelanjutan kepada tenaga administrasi sekolah melalui berbagai media, kesempatan, dan cara-cara yang simpatik.
Salah satu tugas Kepala Sekolah adalah memastikan bahwa administrasi sekolah dapat dilaksanakan dengan baik dalam rangka menunjang pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan yang tepat, penyusunan rencana kerja sekolah, pelaksanaan pembelajaran, dan pelaporan kinerja sekolah. Tugas-tugas administrasi tersebut dapat dilaksanakan dengan baik apabila sekolah memiliki Tenaga Administrasi Sekolah (TAS) yang memenuhi standar, seperti tertuang dalam Permendiknas Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah.
Mengkaji pembinaan tenaga administrasi sekolah tempat magang pada kegiatan on the job learning (OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah mengembangkan dimensi kompetensi manajerial khususnya kompetensi mengelola staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
Sekolah belum memiliki Program Kerja TAS, namun semua penyelesaian administrasi dilaksanakan oleh kepala sekolah dan guru. Oleh krena itu kepala sekolah agar mengangkat tenaga honorer administrasi yang terdiri dari: Kepala TAS, Pelaksana Urusan dan Petugas Layanan Khusus Sekolah tidak memiliki Kepala TAS SD hanya memiliki Petugas layanan   khusus (Pesuruh honorer) dengan kualifikasi pendidikan S1.
Sekolah tidak memiliki Kepala TAS dan pelaksana urusan, hanya  terdapat Petugas layanan   khusus yaitu Operator honorer. Tugas tenaga administrasi sekolah terhadap pekerjaan yg ada secara idealnyasudah cukup mampu melaksanakan tugasnya sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Penjaga sekolah mengerjakan semua tugas pesuruh.
Pembinaan TAS belum terprogram secara kontineu,  untuk pembinaan kepada pelaksana urusan, mengikuti instruksi dan pembinaan baik dari tingkat UPT maupun Dinas Pendidikan Kabupaten. Sekolah belum pernah ada rencana maupun pelaksanaan pengembangan TAS.
Evaluasi/Penilaian Kinerja TAS hanya dilakukan oleh Kepala Sekolah sesuai dengan kebutuhan.
Pelaporan tentang hasil kerja TAS mengikuti program dari UPTD atau Dinas Kabupaten.
e.       Kajian Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Sekolah
Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu di antaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaan secara optimal. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah, untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Dewasa ini masih sering ditemukan banyak sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki oleh sekolah yang diterima sebagai bantuan, baik dari pemerintah maupun masyarakat yang tidak optimal penggunaannya dan bahkan tidak dapat lagi digunakan sesuai dengan fungsinya. Hal itu disebabkan antara lain oleh kurangnya kepedulian terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki serta tidak adanya pengelolaan yang memadai.
Standar sarana dan prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana. Hal ini tertuang dengan jelas pada permen 24 tahun 2007, dengan standar inilah segala sesuatu yang berhubungan dengan proses pembelajaran di SD/MI, SMP/MTs seharusnya ada, berfungsi, cukup dalam jumlah dan memenuhi spesifikasi untuk menunjang proses belajar tersebut. Sedangkan bagi penyelenggaraan pendidikan bagi satu kelompok pemukiman permanen dan terpencil yang penduduknya kurang dari 1000 (seribu) jiwa dan yang tidak bisa dihubungkan dengan kelompok yang lain dalam jarak tempuh 3 (tiga) kilo meter melalui lintasan jalan kaki yang tidak membahayakan dapat menyimpangi standar sarana dan prasarana sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.
Untuk itu diperlukan Kepala Sekolah yang mampu dan memahami tentang manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan berbasis sekolah. Hal ini sesuai dengan kebijakan yang telah digariskan oleh Kemendikbud tentang standar kompetensi yang harus dimiliki oleh Kepala Sekolah, salah satu di antaranya adalah dimensi kompetensi manajerial. Dalam hal ini Kepala Sekolah harus memiliki kemampuan mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal. Sekolah memiliki  perencanaan program sarana prasarana.
Sekolah memiliki Program Pengadaan Sarana dan Prasarana dan Tim Pengadaan Sarpras/Tim Belanja. Mekanisme Pengadaan Sarpras sesuai ketentuan.
Perbaikan dan perawatan sarana dan prasarana dilaksanakan dengan mengaau program yang jelas. Perbaikan  dan perwatan  sesuai dengan program.
Pemberdayaan sarana dan prsarana dilaksanakan sesuai dengan program pemberdayaan  yang telah disusun.
Penghapusan barang dilaksanakan sesuai dengan program dari Dinas Pendidikan Kota.
Penginventarisasi Sarana dan prasarana dilakukan dengan mencatat barang di buku inventaris oleh salah seorang guru yang diberi tugas oleh Kepala Sekolah dan merekap barang inventaris sesuai jenis dan jumlahnya, tetapi belum melakukan penomoran pada barang inventaris sesuai jenis dan tahun pengadaan. Upaya yang dilakukan adalah memberdayakan guru kelas dan penanggung jawab ruangan untuk penomoran inventaris barang.
Pelaporan sarpras dilakukan secara berkala oleh petugas inventaris yang memuat semua jenis barang inventaris yang dilengkapi dengan jumlah dan keadaan barang. Pelaporan disampaikan kepada Dinas Pendidikan.
f.        Kajian Pengelolaan Kurikulum
Kurikulum merupakan komponen sistem pendidikan yang paling rentan terhadap perubahan. Paling tidak ada tiga faktor yang membuat kurikulum harus selalu dirubah atau diperbaharui. Pertama, karena adanya perubahan filosofi tentang manusia dan pendidikan, khususnya mengenai hakikat kebutuhan peserta didik terhadap pendidikan/pembelajaran. Kedua, cara karena cepatnya perkembangan ilmu dan teknologi sehingga materi pembelajaran yang harus disampaikan kepada peserta didik pun semakin banyak dan berragam. Ketiga, adanya perubahan masyarakat, baik secara sosial, politik, ekonomi, mau pun daya dukung lingkungan alam, baik pada tingkat lokal maupun global.
Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami pengelolaan kurikulum sekolah sehingga pada saatnya nanti setelah menjadi kepala sekolah sudah dapat mengelola kurikulum sekolahnya dengan baik.
Kurikulum sekolah disusun oleh Tim Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah dan disetujui dalam rapat dewan guru. Pengesahan dilakukan oleh Ketua Komite dan Kepala Dinas Pendidikan Kota. Di dalamnya berisi visi, misi dan tujuan sekolah. Selain itu terdapat struktur kurikulum yang dan tidak melebihi 36 jam pelajaran tiap bidang studi. Kurikulum disusun berdasarkan kebutuhan sekolah (visi, misi, tujuan) yang disusun berdasarkan Standar Isi.
Muatan lokal  sudah  sesuai dengan karakter dan potensi daerah karena materi muatan lokalnya berorientasi kepada lingkungan sekitar, sehingga muatan lokal sangat mendukung proses pembelajaran
Pembinaan kegiatan pengembangan diri siswa sesuai dengan karakteristik, potensi, minat dan bakat serta kondisi sekolah. Materi pengembangan diri disesuaikan dengan minat dan bakat siswa untuk memotivasi semangat belajar siswa.
Dokumen I memiliki kelengkapan sebagai berikut :Visi, Misi, tujuan sekolah, struktur kurikulum yang disusun berdasarkan kebutuhan sekolah mengacu standar isi, jumlah jam pelajaran 36 jam, muatan lokal sebagai muatan lokal potensi daerah, ada pengembangan diri,  ketuntasan belajar, kriteria kenaikan kelas, kriteria kelulusan,dan  kalender pendidikan.
Silabus Memuat identitas : Nama sekolah, mata pelajaran, kelas/ semester, SK, dan alokasi waktu. Komponen silabus disusun telah memuat KD, Materi Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator pencapaian kompetensi, Penilaian, alokasi waktu, sumber belajar memuat  Nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, SK, dan Alokasi waktu. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan SI, SKL, dan Panduan penyusunan Kurikulum, tetapi tidak semua guru paham dan mampu mengembangkan silabus terutama pada pengembangan indikator dan pengembangan kegiatan belajar, sehingga sekolah perlu memperkenalkan penyusunan silabus mulai dari menentukan indikator berdasarkan KD, dan kegiatan belajar, melalui  workshop atau pelatihan penyusunan silabus.
Pengembangan silabus tidak disusun di bawah supervisi Dinas Pendidikan, tetapi melalui pengarahan/pembinaan pengawas sekolah setempat, melalui kegiatan KKG sehingga pihak sekolah perlu mengajukan permohonan kepada Dinas Pendidikan Kabupatenmelalui UPTD Kecamatana untuk mendapat pembinaan langsung tentang penyusunan silabus supaya terbentuk komitmen yang sama.
RPP Disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih proses editing.
RPP memuat identitas nama satuan pendidikan, kelas, semester, Tema, Sub Tema, KD, Indikator,  alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran (penduhuluan, inti, penutup), penilaian hasil belajar dan sumber belajar. Identitas memuat nama satuan pendidikan, kelas, semester, Tema, Sub Tema, jumlah pertemuan. Kompetensi Dasar (KD) sesuai dengan standar Isi. Indikator sesuai dengan indikator pada silabus. Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Cakupan materi sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik dari indikator dan kompetensi yang akan dicapai pada setiap mata pelajaran. Kegiatan pembelajaran terbagi kedalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Kegiatan pembelajaran terbagi kedalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup Penilaian hasil belajar mengacu kepada standar penilaianPenentuan sumber belajar didasarkan pada KD, materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
g.      Kajian Pengelolaan Peserta Didik
Tujuan umum manajemen peserta didik adalah: mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar di sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.Penerimaan Peserta Didik dilaksanakan sesuai perencanaan, dengan diawali pembentukkan panitia PPDB, rapat kerja pembagian tugas dan proses pendaftaran. Proses penerimaan peserta didik baru, tidak melalui proses seleksi, penentuan calon terpilih, dan daftar ulang.
Pelaksanakan proses seleksi penerimaan peserta didik baru  dilakukan secara sederhana/ disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan setempat, tetapi pelaksanaan PPDB merujuk pada SPM pendidikan dasar dengan jumlah peserta didik maksimal 28 siswa per kelas. organisasi peserta didik. Sekolah melakukan orientasi peserta didik yang bersifat akademik,    mengatur kehadiran dan ketidak hadiran peserta didik,mengatur evaluasi peserta didik,mengatur kenaikan kelas, mutasi dan drop out ,mengatur kode etik dan peningkatan disiplin peserta didik,  mengatur organisasi peserta didik.
Layanan bimbingan konseling dilaksanakan oleh guru kelas masing-masing, walaupun bukan ahli, sehingga sekolah perlua mengadakan pembimbingan guru kelas dalam proses layanan bimbingan dan konseling dan Memotivasi guru untuk menambah wawasan tentang bimbingan dan konseling,melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk peserta didik.
Program evaluasi terhadap peserta didik disusun dan disosialisasi kepada seluruh siswa. Kemudian di laksanakan evaluasi dan mekanisme penentuan penilaian terhadap evaluasi peserta didik. Hasil evaluasi peserta didik dilaporkan  kepada orang tua dan UPT Dinas Pendidikan. Pembinaan Prestasi disusun dalam program pembinaan prestasi unggulan
h.      Kajian Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran
Seiring dengan diterapkannya kebijakan otonomi daerah, pengelolaan pendidikan pada tingkat sekolah juga mengalami perubahan mendasar melalui gagasan penerapan pendekatan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang dianggap sebagai paradigma baru dalam pengoperasian sekolah. Pendekatan ini memberi peran yang lebih luas kepada sekolah. Dengan kata lain, pendekatan ini memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah sehingga manajemen sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri. Untuk itu, MBS bertujuan untuk meningkatkan semua kinerja sekolah (efektivitas, kualitas/mutu, efisiensi, inovasi, relevansi, dan pemerataan serta akses pendidikan dalam rangka peningkatan mutu.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas, penerapan TIK perlu dipertimbangkan untuk membantu pelaksanaan manajemen sekolah yang lebih efektif dan efisien. Ruud (2005) menunjuk bahwa investasi TIK di sekolah-sekolah yang kemudian diikuti dengan pengembangan kompetensi guru dan siswa dalam bidang TIK dapat memperbaiki efektifitas pengelolaan sekolah serta meningkatkan kinerja (performance) akademik tenaga kependidikan dan peserta didik. Hal ini dapat dipahami karena penerapan TIK di sekolah akan memberikan kontribusi langsung kepada peningkatan proses manajemen dan administrasi, peluang untuk mengembangkan bahan ajar dan belajar mandiri, motivator bagi siswa untuk mengembangkan kemampuannya, dan sebagai alat untuk pengembangan profesi dan mekanisme inovasi dalam sistem monitoring dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran.
Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami dan menguasai untuk mengelola pendidik dan tenaga kependidikan sekolah. Mengkaji pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan sekolah tempat magang pada kegiatan on the job learning (OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah mengembangkan dimensi kompetensi manajerial khususnya kompetensi mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal.
Sekolah memilki sarana pembelajaran berbasis TIK, antara lain 1 buah televisi, 1 buah Radio, 1 buah Tape  recorder, 1 buah VCD / DVD Player, 3 unit Komputer, 3buah laptop,1 projektor LCD, jaringan internet dan berlangganan koran.  Mengingat pentingnya sarana untuk pengerjaan administrasi yang bersifat online dan  untuk pembelajaran.
Infrastruktur yang ada di sekolah hanya ruang guru , sedang  praktek yang berhubungan dengan TIK, multi media  dan IPA dilaksanakan di kelaas masing-masing. Sekolah sedang mengupayakan pembangunan gedungnya.
Hanya beberapa orang guru yang bisa mengoperasikan komputer dengan baik, sehingga kepala sekolah diharapkan dapat memotivasi guru supaya lebih bersemangat dalam pelatihan penggunaan media TIK, yang berdampak meningkatnya kualitas pembelajaran.
Media TIK yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah Tape Recorder, sedangkan Media TIK yang seperti TV Edukasi, OHP/LCD, Proyektor, Kompter/Laptop, Internet, Televisi dan radio masih jarang digunakan, oleh karena itu sekolah perlu memprogramkan pembinaan dan pelatihan penggunaan TIK bagi guru.
Program pengembangan TIK di sekolah anatara lain merencanakan 
ü  Ruang Kelas ada computer dan LCD serta TV
ü  KBM berbasis IT
ü  Guru memanfaatkan Internet dalam pembelajaran.
ü  Adanya program rehab prasarana ruang seluruh laborat yang ada, perpustakaan dan kelas untuk siap dipakai sebagai ruangan pembelajaran berbasis IT.
ü  Adanya program penambahan alat alat IT dalam pembelajaran.
ü  Adanya program perawatan alat alat IT dalam pembelajaran.
i.        Monitoring dan Evaluasi
Dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sejauh ini proses pembelajaran di kelas seolah-olah masih merupakan otoritas sepenuhnya pada gu-ru. Hampir tidak ada pihak luar yang peduli, memerhatikan serta mencermati pelaksanaan pembelajaran guru dihadapan siswanya. Bahkan sering dikatakan bahwa pekerjaan guru adalah merupakan profesi yang tidak dapat dilihat oleh orang lain, kecuali klien (siswa). Apabila ada pihak lain, baik itu pengawas, kepala sekolah, apa lagi sesama guru yang ingin tahu bagaimana seorang guru mengajar, maka hal ini dianggap tabu dan bisa dikatakan tidak percaya kepada seorang guru.
Hal ini tentu dipengaruhi oleh budaya tertutup yang melingkupi iklim kerja di sekolah-sekolah. Oleh karena itu walau pun kepala sekolah dan pe-ngawas (supervisor) memiliki kewenangan untuk monitoring dan menilai ki-nerja guru dalam pembelajaran, namun hal ini kurang maksimal dilakukan. Penilaian kinerja guru sering hanya diukur dari administrasi pembelajaran yang ditulis. Kunjungan kelas seakan masih merupakan formalitas, atau bah-kan hanya dilakukan bila seorang guru dianggap bermasalah.
Ada enam dimensi kompetensi yang harus dikuasai pengawas sekolah yakni: (a) kompetensi kepribadian, (b) kompetensi supervisi manajerial, (c) kompetensi supervisi akademik, (d) kompetensi evaluasi pendidikan, (e) kom-petensi penelitian dan pengembangan, dan (f) kompetensi sosial. Dari hasil uji kompetensi di beberapa daerah menunjukkan kompetensi pengawas seko-lah masih perlu ditingkatkan terutama dimensi kompetensi supervisi manaje-rial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, dan kompetensi penelitian dan pengembangan. Untuk itu diperlukan adanya diklat peningkatan kompetensi pengawas sekolah baik bagi pengawas sekolah dalam jabatan, terlebih lagi bagi para calon pengawas sekolah.
Sekolah  menyusun program pengawasan secara obyektif bertanggung jawab dan berkelanjutan  didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan, kemudian disosialisasikan ke seluruh pendidik dan tenaga kependidikan.
Pengawasan pengelolan sekolah meliputi pemantauan, supervise, evaluasi, pelaporan, dan tindak hasil pengawasan sedangkan komite sekolah belum melakukan pemantauan. Oleh karena itu sekolah mengupayakan agar komite sekolah secara teratur dan berkelanjutan pemantau pengelolaan sekolah.
Supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/ madrasah
Sekolah melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah dengan menetapkan prioritas indikator untuk mengukur, menilai, kinerja, dan melakukan perbaikan dalam rangka pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan. Sekolah melaksanakan evaluasi pembelajaran dan program kerja secara periodic
281
. Evaluasi diri sekolah dilakukan secara periodik berdasar pada data dan informasi yang sahih
Evaluasi dan Pengembangan Kurikulum, Proses evaluasi dan pengembangan Kurikulum diaksanakan secara komprehensif dan fleksibel, berkala, integratif dan monolitik, menyeluruh dengan melibatkan berbagai pihak meliputi : Dewan Pendidikan, Komite Sekolah, Pemakai Lulusan dan Alumni.
Guru melaporkan hasil evaluasi dan penilaian setiap akhir semester tetapi kepala sekolah tidak melaporkan hasil evaluasi kepada komite dan pihak-pihak lain. Sekolah melaporkan hasil evaluasi hanya kepada UPTD Kecamatan atau ke Dinas pendidikan
Sekolah mendokumentasikan dan menggunakan hasil pemantauan, supervisi, dan pelaporan serta catatan tindak lanjut untuk memperbaiki kinerja sekolah dengan monitoring keberadaan dan kontinuitas tata laksana kelas secara lengkap.

b.      Di sekolah Magang (SDN 1 CIMAHI)


E.     PENINGKATAN KOMPETENSI BERDASARKAN AKPK YANG KURANG Di Sekolah Magang
Untuk lebih meningkatkan kompetensi penulis pada dimensi sosial di SDN I Cimahi maka penulis mengadakan wawancara dengan kepala sekolah SDN 1 Cimahi yang dipimpin oleh Dede Sujatma, SPd. bahwa informasi yang telah saya dapat tentang kegiatan sosial yang dilakukan di sekolah tersebut adalah kegiatan menyantuni anak yatim yang rutin dilakukan  dengan prosedur sebagai berikut :
Hasil dari wawancara dengan Kepala Sekolah adalah sebagai berikut :
1.      Menghubungi Kepala Sekolah
Mendatangi Kepala Sekolah SDN 1 Cimahi memohon ijin untk menggali imformasi mengenai Kompetensi Sosial sesuai dengan kelemahan penulis berdasarkan hasil AKPK kurang sesuai dengan yang diharapkan
2.      Mengidentifikasi topik yang sesuai dengan kelemahan AKPK
Penulis memohon bantuan untuk memilih topic kegiatan social yang telah di laksanakan oleh SDN 1 Cimahi yaitu memberikan santunan kepada siswa yang kurang mampu
3.      Pelaksanaan Kegiatan
Menggali informasi kegiatan topik yang digali menggunakan teknik wawancara, kegiatan ini dilaksanakan pada hari senin tanggal dua puluh sembilan bulan september bertempat di SDN 1 Cimahi
4.      Hasil Kegiatan.
Hasil dari kegiatan wawancara tersebut di atas adalah sebagai berkut .
a.       Rancangan Kegiatan
Pada tahap rancangan kegiatan dilakukan penyusunan struktur organisasi kepengelolaan kegiatan sosial yang akan digunakan pada tahap pelaksanaan kegiatan, yaitu :
1)      Ketua
2)      Sekertaris
3)      Bendahara
4)      Anggota
Kegiatan yang dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan adalah mengidentifikasi permasalahan sosial yang ada di SDN 1 Cimahi sebagai dasar pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan hasil identifikasi dari tim yang terbentuk maka barulah mereka melakukan kegiatan sosial yang telah dirancang sebelumnya.
b.      Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan yaitu melakukan kegiatan dana santunan sosial hasil identifikasi kompetensi yang dianggap rendah atau tidak memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam permendiknas nomor 24 tahun 2008. Pelaksanaan kegiatan santunan dilaksanakan bertahap sesuai dengan tema kegiatan yang dirancang sesuai kebutuhan diantaranya :
1)      Membuat kotak amal sekolah
2)      Mengumpulkan sedekah / amal dari guru setiap bulannya
3)      Membuat amplop sedekah kepada orang tua murid yang mampu pada setiap bulan
c.       Monitoring dan Evaluasi (Monev) pelaksanaan tindakan
Pada tahap monev pelaksanaan kegiatan, tim yang terbentuk akan menentukan siapa yang akan diberikan santunan dengan cara mengumpulkan data dari siswa yang tidak mampu di SDN 1 Cimahi, setelah data terkumpul maka akan di evaluasi antara tim dengan kepala sekolah selaku pimpinan.

c.       Hasil yang di peroleh
Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan kegiatan pengumpulan dana santunan sosial yang dilaksanakan melalui program yang telah dibentuk adalah sebagai berikut:

Memperlihatkan tingkat kompetensi sosial yang ada di SDN 1 Cimahi setelah terselenggaranya kegiatan sosial menunjukan adanya hasil yang baik dalam  upaya peningkatan kompetensi sosial penulis di sekolah magang, maka program tersebut akan menjadi point yang akan penulis pelajari untuk diaplikasikan disekolah induk yaitu di SDN 2 Lembursawah.

No comments: