BEST PRACTICE KEPALA SEKOLAH SDN LONGKEWANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. IDENTIFIKASI MASALAH
Pendirian sebuah Sekolah sebagai Lembaga Pendidikan adalah niat luhur untuk mencerdaskan bangsa. Dalam pendirian tersebut lebih mengutamakan pada kepentingan masarakat dan prospek kedepan bagi keberlangsungan lembaga tersebut. Penyediaan akan sarana gedung, tenaga, anggaran, siswa peserta didik, dan fasilitas pembelajaran lainnya menjadi mutlak diperlukan. Demikian halnya dengan pendirian SDN LONGKEWANG yang terletak di Kp.Longkewang Desa Hegarmanah Kec.Cicantayan.
Semenjak menjadi Kepala Sekolah di SDN Longkewang, keadaan sarana dan prasarana cukup. Namun masih ada dari segi tenaga pendidik masih kualifikasi pendidikannya masih kurang . Guru-guru SDN Longkewang masih belum semua sarjananya Linier, sehingga proses pembelajaran yang mereka berikan masih belum effectif. Pengetahuan dan cara pembelajaran yang dilakukan guru sangat berpengaruh pada siswa. Apabila menginginkan pengelolaan sekolah dapat berjalan dengan efektif dan efesian maka yang pertama harus dibenahi adalah kualifikasi pendidikan tenaga pendidik.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan kondisi itu pula penulis yang ditugaskan sebagai Kepala Sekolah mencoba mulai membenahi keadaan tersebut. Identifikasi masalah yang diungkap di atas, penulis merumuskan : “ Bagaimana mengelola sekolah agar lebih efektif dan efisien sesuai ketentuan berlaku dan kemampuan yang dimiliki pada fase pembangunan selanjutnya ?”.
Untuk itu penulis mencoba merefleksikan tindakan berkenaan dengan pemecahan masalah tersebut dimulai dengan Pembenahan kualifikasi tenaga pendidik yang sangat berpengaruh pada efektifitas dan efesiensi pengelolaan sekolah. Selain itu juga dalam bidang perbaikan dan penambahan sarana belajar siswa.
BAB II
STRATEGI YANG DITEMPUH
Komunikasi adalah hal yang sangat diperlukan dalam pemecahan masalah ini. Dari prestasi yang dihasilkan oleh SDN Longkewang menjadi sorotan Komite Sekolah dan masyarakan. Bagi tenaga Guru yang dipermasalahkan memiliki dasar historis yang kuat untuk merasa memang kualifikasi pendidikannya kurang untuk masa sekarang. Mengingat mereka sudah lama mengajar di sekolah tingkat dasar ada yang mulai sejak tahun 1982.
Untuk meluruskan keadaan tersebut maka penulis mencoba mengadakan pendekatan dengan Kepala UPT Disdik Kecamatan , Ketua Komite Sekolah sebagai wakil masyarakat dan guru-guru yang bersangkutan. Kesepakatan awal dengan Kepala Cabang UPT adalah dicarikan jalan keluar dengan cara mencarai informasi tentang beasiswa kualifikasi pendidikan bagi guru SD yang S1 nya belum linier ke Dinas P dan K Kabupaten dan menyarankan kepada guru yang bersangkutan untuk kuliah pada Perguruan Tinggi yang sudah bekerjasama dengan instansi terkait. Selain itu pula penulis mencoba menjelaskan kepada Komite Sekolah mengenai masalah kualifikasi pendidikan pada sejumlah tenaga tersebut dalam waktu dekat akan ada penyelesaiannya yaitu dengan jalan menempuh pendidikan lagi. Demikian juga kepada guru yang bersangkutan, dengan menggunakan strategi pendekatan dengan cara memberi pengertian pada guru-guru tersebut bahwa kualifikasi pendidikan S1 selain syarat untuk sertifikasi tenaga pendidik, pendidikan S1 yang linier juga sangat penting untuk meningkatkan komptensi guru itu sendiri dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
Disamping pembenahan tenaga untuk memperkuat kemudahan pembenahan proses kegiatan KBM yang masih belum berjalan dengan baik , masalah lain muncul yakni fasilitas ruang belajar dan perlengkapannya. Penulis mencoba mendekati para pemegang keuangan dan sarana. Kesiapan akan anggaran mutlak diperlukan. Secara birokrasi telah ditempuh dengan mngusulkan kebutuhan akan kursi dan meja untuk 3 ruangan belajar. Hal ini didasari pula oleh tuntutan orang tua murid yang merasa keberatan anaknya melaksanakan proses pembelajaran pada bangunan yang sudah mulai lapuk pada rapat komite awal tahun. Penulis memanfaatkan yang dimiliki dengan member peyangga pada atap bangunan yang sudah mulai rusak. Akibatnya berimbas pada proses pembelajaran yang selalui dihantui oleh robohnya bangunan.
Pada masalah lain WC Siswa dan Guru masih menjadi satu. Desakan akan kebutuhan WC Guru ideal muncul saat pembenahan sarana yang ada. Kemudian penulis mengadakan rapat kecil dengan ketua Komite Sekolah, Bendahara komite dan Pengawas SD untuk mengajukan proposai rehabilitasi gedung sekolah ke Pemerintah Daerah. Tidak hanya itu sarana lapanganpun menjadi pembicaraan. Becek ketika musim hujan tiba. Kegiatan ekstrakurikuler dalam pengembangan teknologi informasi juga dibahas dalam rapat kecil tersebut dan disepakati untuk mengajukan proposal usulan ke Dinas terkait.
BAB III
HASIL – HASIL YANG DICAPAI
A. PERUBAHAN YANG DIINGINKAN
Dari uraian permasalahan dan strategi pemecahan penulis ingin mendapatkan beberapa perubahan. Adapun perubahan yang dinginkan adalah :
1. Mendapatkan tenaga Guru yang berkualifikasi linier. Dari upaya tersebut terhitung sampai saat ini telah 5 orang guru yang sudah mendapatkan gelar sarjana dari Dana Beasiswa Kualifikasi Pendidikan dari Pemerintah Daerah maupun dana mandiri bahkan pada tahun ini OPS juga sudah mendapat gelar sarjana. Sehingga saat seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sudah berkulifikasi S1.
2. Tersedianya sejumlah kursi-meja untuk pemenuhan rasio kebutuhan belajar sebanyak 3 ruang. Alhamdulillah untuk kursi dan perangkat kelas telah tersedia walaupun ruang 3 ruang lagi mulai mengalami kerusakan ringan.
3. Terbangunnya Ruang Kepala Sekolah dan Guru sekaligus WC yang ada di dalamnya sebagai sarana tempat berkumpul dan berinteraksi guru dengan kepala sekolah serta terpisahnya WC guru dengan siswa.
4. Tersedianya sarana lapangan Olah Raga yang aman dan representatif untuk kegiatan KBM. Kami telah menyiapkan satu net bola voli dan seluruh halaman depan telah kami paving. Hal ini ditujukan agar bola dapat memantul dengan sempurna dan tidak rusa
B. KETERLAKSANAAN
Dari uraian di atas dapatlah kami simpulkan bahwa penekanan pengelolaan sekolah efektif memang cukup menantang. Apa yang kami lakukan di atas adalah baru memperlihatkan pembenahan sarana fisik dan belum menyentuh hal-hal lain. Alasannya adalah :
1. SDN Longkewang adalah sekolah yang masih terus harus ditata secara fisik dalam memberikan layanan pada warga sekolah.
2. Kualifikasi ketenagaan adalah hal yang masih bersifat dinamis. Memang pada saat ini masih berkualifikasi S1 diharapkan pada masa yang akan datang sudah mulai ada yang S2. Etos kerja dibangun melalui kepastian layanan dari para tenaga yang telah bersama-sama merintis sekolah sejak awal.
3. Melalui pembenahan tenaga adalah salah satu cara yang dapat membuka simpul-simpul pelayanan selanjutnya sambil menyongsong perubahan-perubahan. Jalur birokrasi yang ditempuh memakan waktu sementara sekolah harus terus berjalan dan mempertahankan apa yang telah dicapai selama ini.
4. Para Orang tua murid telah memahami keadaan tersebut . Namun tingkat partisipasi mereka belum memperlihatkan hal yang signifikan terutamanya pada masalah pembiayaan. Hal ini terlihat jelas pada iuran yang telah mereka sepakati.
Apa yang telah kami uraikan dengan segala hal yang mempengaruhinya kami tetap optimis. Dari beberapa rangkaian kegiatan penulis memperhatikan masih terdapat semangat untuk membangun dan membenahi sekolah dari para pegawai walaupun terkesan dari sisa-sisa waktu. Sebagian dari mereka adalah tenaga honor murni yang belum berstatus PNS. Harapan yang ditangkap adalah keinginan mereka yang kuat untuk mendapatkan status kepegawaian sebagai tenaga PNS. Walaupun disadari bahwa kondisi tersebut masih memerlukan kesabaran.
Beberapa hal yang belum kami lakukan dan akan kami lakukan adalah sebagai berikut :
1. Terbangunnya sarana pembelajaran 6 kelas dengan spesifikasi memadai. Demikian dengan alat peraga dan media pembelajaran.
2. Ruang khusus Kepala Sekolah dan Guru .
3. Pengajuan pembangunan ruang komputer
4. Pagar taman agar lebih representatif.
5. Pengecatan Lapangan untuk memberikan nuansa hijau dan asri
6. Peningkatan kualitas SDM yang akan kami lakukan di semeter ke dua.
7. Peningkatan layanan administrasi.
8. Pembenahan anggaran dari berbagai sumber.
9. Pembenahan Program mengacu pada 8 Standar Pendidikan.
BAB IV
KUNCI SUKSES DAN KEBERLANJUTAN PROGRAM
Seperti yang telah penulis paparkan optimisme dan motivasi membangun sekolah dapat dikategorikan baik dari warga sekolah.
Kami mengakui beberapa fasilitas yang memang masih dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran praktik adalah ruang laboratorium komputer. Lahan yang ada memang memungkinkan dan kami telah memproyeksikan pada kurun waktu di semester ke dua mudah-mudahan dapat terrealisir bersamaan dengan ruang pagar. Untuk pembenahan SDM juga akan kami lakukan pada saat itu bersamaan dengan penerapan pelajaran tambahan untuk kelas 4,5 dan 6 pada bidang studi Matematika, IPA dan Bahasa Indonesia. Ke depan dari apa yang telah kami capai memperlihatkan tantangan yang cukup tinggi dan memberikan motivasi bagi para pengelola pendidikan di SDN Longkewang. Untuk dapat bersaing dengan sekolah yang lain diperlukan program percepatan dengan penekanan pada kualitas SDM dan kegiatan pembelajaran.
Peningkatan kualitas SDM dibarengi oleh peningkatan kualitas sarana-prasarana. Kelas yang masih standar peralatan dan belum adanya LCD, Kualitas kurikulum yang mau tidak mau terus dilakukan penyesuaian. KegiatanEksatra Komputer walaupun sudah baik tetapi kami masih perlu pembenahan khususnya pembuatan MoU dengan masyarakat DU/DI. adalah sejumlah PR yang perlu menjadi fokus perhatian. Selain itu pada kegiatan layanan administrasi juga perlu ditingkatkan. Dengan adanya Ops yang sudah S1 besar harapan kami untuk mengadakan perubahan layanan administrasi yang lebih baik.
Kualitas anggaran adalah kunci keberhasilan. Penggunaan yang efektif dan efisien dari sejumlah pemasukan sekolah dari berbagai sumber berkenaan dengan kebijakan anggaran adalah juga menjadi kajian. Karena memang anggaran memiliki nilai strategis dan pital bagi keberlangsungan kegiatan layanan secara keseluruhan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Semenjak berdiri SDN Longkewang telah banyak menunjukan kemajuan pembangunan baik sarana fisik dan pembenahan manajemen dan organisasi.
Permasalahan yang membutuhkan banyak perhatian adalah pembenahan ketenagaan , berkaitan dengan kegiatan KBM.
Pembenahan sarana fisik tidak terlepas dari kondisi kebutuhan pembelajaran praktik komputer.
Tantangan kedepan dalam mewujudkan sekolah efektif sangat memotivasi seluruh warga sekolah.
B. SARAN
Hendaknya setiap warga sekolah dapat lebih terbuka terhadap kritik, saran, dan masukan guna mencari data untuk dijadikan ide kegiatan dan kemudian ditanggapi secara profesional .
Perlunya pemahaman seluruh warga dalam mengadakan pembangunan berkesinambungan untuk mewujudkan sekolah yang efektif dan memiliki prospek dan berdaya saing tinggi ditengah-tengah perubahan masarakat global
BAB I
PENDAHULUAN
A. IDENTIFIKASI MASALAH
Pendirian sebuah Sekolah sebagai Lembaga Pendidikan adalah niat luhur untuk mencerdaskan bangsa. Dalam pendirian tersebut lebih mengutamakan pada kepentingan masarakat dan prospek kedepan bagi keberlangsungan lembaga tersebut. Penyediaan akan sarana gedung, tenaga, anggaran, siswa peserta didik, dan fasilitas pembelajaran lainnya menjadi mutlak diperlukan. Demikian halnya dengan pendirian SDN LONGKEWANG yang terletak di Kp.Longkewang Desa Hegarmanah Kec.Cicantayan.
Semenjak menjadi Kepala Sekolah di SDN Longkewang, keadaan sarana dan prasarana cukup. Namun masih ada dari segi tenaga pendidik masih kualifikasi pendidikannya masih kurang . Guru-guru SDN Longkewang masih belum semua sarjananya Linier, sehingga proses pembelajaran yang mereka berikan masih belum effectif. Pengetahuan dan cara pembelajaran yang dilakukan guru sangat berpengaruh pada siswa. Apabila menginginkan pengelolaan sekolah dapat berjalan dengan efektif dan efesian maka yang pertama harus dibenahi adalah kualifikasi pendidikan tenaga pendidik.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan kondisi itu pula penulis yang ditugaskan sebagai Kepala Sekolah mencoba mulai membenahi keadaan tersebut. Identifikasi masalah yang diungkap di atas, penulis merumuskan : “ Bagaimana mengelola sekolah agar lebih efektif dan efisien sesuai ketentuan berlaku dan kemampuan yang dimiliki pada fase pembangunan selanjutnya ?”.
Untuk itu penulis mencoba merefleksikan tindakan berkenaan dengan pemecahan masalah tersebut dimulai dengan Pembenahan kualifikasi tenaga pendidik yang sangat berpengaruh pada efektifitas dan efesiensi pengelolaan sekolah. Selain itu juga dalam bidang perbaikan dan penambahan sarana belajar siswa.
BAB II
STRATEGI YANG DITEMPUH
Komunikasi adalah hal yang sangat diperlukan dalam pemecahan masalah ini. Dari prestasi yang dihasilkan oleh SDN Longkewang menjadi sorotan Komite Sekolah dan masyarakan. Bagi tenaga Guru yang dipermasalahkan memiliki dasar historis yang kuat untuk merasa memang kualifikasi pendidikannya kurang untuk masa sekarang. Mengingat mereka sudah lama mengajar di sekolah tingkat dasar ada yang mulai sejak tahun 1982.
Untuk meluruskan keadaan tersebut maka penulis mencoba mengadakan pendekatan dengan Kepala UPT Disdik Kecamatan , Ketua Komite Sekolah sebagai wakil masyarakat dan guru-guru yang bersangkutan. Kesepakatan awal dengan Kepala Cabang UPT adalah dicarikan jalan keluar dengan cara mencarai informasi tentang beasiswa kualifikasi pendidikan bagi guru SD yang S1 nya belum linier ke Dinas P dan K Kabupaten dan menyarankan kepada guru yang bersangkutan untuk kuliah pada Perguruan Tinggi yang sudah bekerjasama dengan instansi terkait. Selain itu pula penulis mencoba menjelaskan kepada Komite Sekolah mengenai masalah kualifikasi pendidikan pada sejumlah tenaga tersebut dalam waktu dekat akan ada penyelesaiannya yaitu dengan jalan menempuh pendidikan lagi. Demikian juga kepada guru yang bersangkutan, dengan menggunakan strategi pendekatan dengan cara memberi pengertian pada guru-guru tersebut bahwa kualifikasi pendidikan S1 selain syarat untuk sertifikasi tenaga pendidik, pendidikan S1 yang linier juga sangat penting untuk meningkatkan komptensi guru itu sendiri dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
Disamping pembenahan tenaga untuk memperkuat kemudahan pembenahan proses kegiatan KBM yang masih belum berjalan dengan baik , masalah lain muncul yakni fasilitas ruang belajar dan perlengkapannya. Penulis mencoba mendekati para pemegang keuangan dan sarana. Kesiapan akan anggaran mutlak diperlukan. Secara birokrasi telah ditempuh dengan mngusulkan kebutuhan akan kursi dan meja untuk 3 ruangan belajar. Hal ini didasari pula oleh tuntutan orang tua murid yang merasa keberatan anaknya melaksanakan proses pembelajaran pada bangunan yang sudah mulai lapuk pada rapat komite awal tahun. Penulis memanfaatkan yang dimiliki dengan member peyangga pada atap bangunan yang sudah mulai rusak. Akibatnya berimbas pada proses pembelajaran yang selalui dihantui oleh robohnya bangunan.
Pada masalah lain WC Siswa dan Guru masih menjadi satu. Desakan akan kebutuhan WC Guru ideal muncul saat pembenahan sarana yang ada. Kemudian penulis mengadakan rapat kecil dengan ketua Komite Sekolah, Bendahara komite dan Pengawas SD untuk mengajukan proposai rehabilitasi gedung sekolah ke Pemerintah Daerah. Tidak hanya itu sarana lapanganpun menjadi pembicaraan. Becek ketika musim hujan tiba. Kegiatan ekstrakurikuler dalam pengembangan teknologi informasi juga dibahas dalam rapat kecil tersebut dan disepakati untuk mengajukan proposal usulan ke Dinas terkait.
BAB III
HASIL – HASIL YANG DICAPAI
A. PERUBAHAN YANG DIINGINKAN
Dari uraian permasalahan dan strategi pemecahan penulis ingin mendapatkan beberapa perubahan. Adapun perubahan yang dinginkan adalah :
1. Mendapatkan tenaga Guru yang berkualifikasi linier. Dari upaya tersebut terhitung sampai saat ini telah 5 orang guru yang sudah mendapatkan gelar sarjana dari Dana Beasiswa Kualifikasi Pendidikan dari Pemerintah Daerah maupun dana mandiri bahkan pada tahun ini OPS juga sudah mendapat gelar sarjana. Sehingga saat seluruh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan sudah berkulifikasi S1.
2. Tersedianya sejumlah kursi-meja untuk pemenuhan rasio kebutuhan belajar sebanyak 3 ruang. Alhamdulillah untuk kursi dan perangkat kelas telah tersedia walaupun ruang 3 ruang lagi mulai mengalami kerusakan ringan.
3. Terbangunnya Ruang Kepala Sekolah dan Guru sekaligus WC yang ada di dalamnya sebagai sarana tempat berkumpul dan berinteraksi guru dengan kepala sekolah serta terpisahnya WC guru dengan siswa.
4. Tersedianya sarana lapangan Olah Raga yang aman dan representatif untuk kegiatan KBM. Kami telah menyiapkan satu net bola voli dan seluruh halaman depan telah kami paving. Hal ini ditujukan agar bola dapat memantul dengan sempurna dan tidak rusa
B. KETERLAKSANAAN
Dari uraian di atas dapatlah kami simpulkan bahwa penekanan pengelolaan sekolah efektif memang cukup menantang. Apa yang kami lakukan di atas adalah baru memperlihatkan pembenahan sarana fisik dan belum menyentuh hal-hal lain. Alasannya adalah :
1. SDN Longkewang adalah sekolah yang masih terus harus ditata secara fisik dalam memberikan layanan pada warga sekolah.
2. Kualifikasi ketenagaan adalah hal yang masih bersifat dinamis. Memang pada saat ini masih berkualifikasi S1 diharapkan pada masa yang akan datang sudah mulai ada yang S2. Etos kerja dibangun melalui kepastian layanan dari para tenaga yang telah bersama-sama merintis sekolah sejak awal.
3. Melalui pembenahan tenaga adalah salah satu cara yang dapat membuka simpul-simpul pelayanan selanjutnya sambil menyongsong perubahan-perubahan. Jalur birokrasi yang ditempuh memakan waktu sementara sekolah harus terus berjalan dan mempertahankan apa yang telah dicapai selama ini.
4. Para Orang tua murid telah memahami keadaan tersebut . Namun tingkat partisipasi mereka belum memperlihatkan hal yang signifikan terutamanya pada masalah pembiayaan. Hal ini terlihat jelas pada iuran yang telah mereka sepakati.
Apa yang telah kami uraikan dengan segala hal yang mempengaruhinya kami tetap optimis. Dari beberapa rangkaian kegiatan penulis memperhatikan masih terdapat semangat untuk membangun dan membenahi sekolah dari para pegawai walaupun terkesan dari sisa-sisa waktu. Sebagian dari mereka adalah tenaga honor murni yang belum berstatus PNS. Harapan yang ditangkap adalah keinginan mereka yang kuat untuk mendapatkan status kepegawaian sebagai tenaga PNS. Walaupun disadari bahwa kondisi tersebut masih memerlukan kesabaran.
Beberapa hal yang belum kami lakukan dan akan kami lakukan adalah sebagai berikut :
1. Terbangunnya sarana pembelajaran 6 kelas dengan spesifikasi memadai. Demikian dengan alat peraga dan media pembelajaran.
2. Ruang khusus Kepala Sekolah dan Guru .
3. Pengajuan pembangunan ruang komputer
4. Pagar taman agar lebih representatif.
5. Pengecatan Lapangan untuk memberikan nuansa hijau dan asri
6. Peningkatan kualitas SDM yang akan kami lakukan di semeter ke dua.
7. Peningkatan layanan administrasi.
8. Pembenahan anggaran dari berbagai sumber.
9. Pembenahan Program mengacu pada 8 Standar Pendidikan.
BAB IV
KUNCI SUKSES DAN KEBERLANJUTAN PROGRAM
Seperti yang telah penulis paparkan optimisme dan motivasi membangun sekolah dapat dikategorikan baik dari warga sekolah.
Kami mengakui beberapa fasilitas yang memang masih dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran praktik adalah ruang laboratorium komputer. Lahan yang ada memang memungkinkan dan kami telah memproyeksikan pada kurun waktu di semester ke dua mudah-mudahan dapat terrealisir bersamaan dengan ruang pagar. Untuk pembenahan SDM juga akan kami lakukan pada saat itu bersamaan dengan penerapan pelajaran tambahan untuk kelas 4,5 dan 6 pada bidang studi Matematika, IPA dan Bahasa Indonesia. Ke depan dari apa yang telah kami capai memperlihatkan tantangan yang cukup tinggi dan memberikan motivasi bagi para pengelola pendidikan di SDN Longkewang. Untuk dapat bersaing dengan sekolah yang lain diperlukan program percepatan dengan penekanan pada kualitas SDM dan kegiatan pembelajaran.
Peningkatan kualitas SDM dibarengi oleh peningkatan kualitas sarana-prasarana. Kelas yang masih standar peralatan dan belum adanya LCD, Kualitas kurikulum yang mau tidak mau terus dilakukan penyesuaian. KegiatanEksatra Komputer walaupun sudah baik tetapi kami masih perlu pembenahan khususnya pembuatan MoU dengan masyarakat DU/DI. adalah sejumlah PR yang perlu menjadi fokus perhatian. Selain itu pada kegiatan layanan administrasi juga perlu ditingkatkan. Dengan adanya Ops yang sudah S1 besar harapan kami untuk mengadakan perubahan layanan administrasi yang lebih baik.
Kualitas anggaran adalah kunci keberhasilan. Penggunaan yang efektif dan efisien dari sejumlah pemasukan sekolah dari berbagai sumber berkenaan dengan kebijakan anggaran adalah juga menjadi kajian. Karena memang anggaran memiliki nilai strategis dan pital bagi keberlangsungan kegiatan layanan secara keseluruhan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Semenjak berdiri SDN Longkewang telah banyak menunjukan kemajuan pembangunan baik sarana fisik dan pembenahan manajemen dan organisasi.
Permasalahan yang membutuhkan banyak perhatian adalah pembenahan ketenagaan , berkaitan dengan kegiatan KBM.
Pembenahan sarana fisik tidak terlepas dari kondisi kebutuhan pembelajaran praktik komputer.
Tantangan kedepan dalam mewujudkan sekolah efektif sangat memotivasi seluruh warga sekolah.
B. SARAN
Hendaknya setiap warga sekolah dapat lebih terbuka terhadap kritik, saran, dan masukan guna mencari data untuk dijadikan ide kegiatan dan kemudian ditanggapi secara profesional .
Perlunya pemahaman seluruh warga dalam mengadakan pembangunan berkesinambungan untuk mewujudkan sekolah yang efektif dan memiliki prospek dan berdaya saing tinggi ditengah-tengah perubahan masarakat global